Sunday 5 June 2016

CARA TANAM TEKHNIK VERTIKULTUR

BAWANG MERAH VERTIKULTUR

Istilah Vertikultur berasal dari bahasa Inggris yaitu vertical artinya lurus atau keatas dan culture artinya budaya, sehingga Vertikultur dapat diartikan sebagai sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat. Teknik budidaya ini tidak memerlukan lahan yang luas, bahkan dapat dilakukan pada rumah yang tidak memiliki pekarangan sekalipun. Pemanfaatan teknik vertikultur ini memungkinkan untuk berkebun dengan memanfaatkan tempat secara efisien. Dari segi estetika, tanaman yang ditanam secara vertikuktur dapat memberikan nilai keindahan bagi lingkungan sekitar areal penanaman vertikultur tersebut. Cara bercocok tanam secara vertikultur ini sebenarnya sama saja dengan bercocok tanam di kebun atau di ladang. Perbedaannya terletak pada lahan yang digunakan lebih efisien, artinya jumlah tanaman yang ditanam dalam sistem Vertikultur lebih banyak dibandingkan dengan cara konvensional meskipun luas lahan yang digunakan sama.
 Misalnya aneka tanaman hias yang memiliki warna-warni indah ditanam secara vertikultur. Dalam perkembangan selanjutnya, teknik vertikultur juga dimanfaatkan untuk bercocok tanam di pekarangan yang sempit bahkan tidak memiliki pekarangan sekali pun. Bercocok tanam secara vertikultur sebenarnya tidak berbeda dengan bercocok tanam di kebun maupun di ladang. Mungkin sekilas bercocok tanam secara vertikultur terlihat rumit, tetapi sebenarnya sangat sederhana. Tingkat kesulitannya tergantung dari model yang digunakan. Model yang sederhana, mudah diikuti dan dipraktekan. Bahkan bahan-bahan yang digunakan mudah ditemukan, sehingga dapat diterapkan oleh ibu-ibu rumah tangga.
Seperti apa yang ada dalam pengertian, vertikultur pastinya mempunyai kelebihan dalam hal mengefisiensi penggunaan lahan karena y ang ditanam jumlahnya lebih banyak dibandingkan sistem konvensional, kemudian penghematan pemakaian pupuk dan pestisida, kemungkinan tumbuhnya rumput dan gulma lebih kecil, dapat dipindahkan dengan mudah karena tanaman diletakkan dalam wadah tertentu,  mempermudah monitoring/pemeliharaan tanaman, dan  adanya atap plastik memberikan keuntungan mencegah kerusakan karena hujan,  menghemat biaya penyiraman karena atap plastik mengurangi penguapan. Wah pas sekali untuk kondisi sekolah kami yang semakin sempit karena bangunan baru dan pas untuk kondisi bumi kita yang sedang membutuhkan kehijauan.
Sistem vertikultur ini sangat cocok diterapkan bagi petani atau perorangan yang mempunyai lahan sempit, namun ingin menanam tanaman sebanyak-banyaknya. Selain tanaman sayuran, kita bisa juga menanam tanaman hias.
TINJAUAN PUSTAKA
VERTIKULTUR RAK


VERTIKULTUR PAGAR


Pengertian Vertikultur Menyempitnya lahan –lahan pertanian ternyata bukan suaut halangan untuk mengusahakan buah dan sayur .Sistem vertikultur adalah jalan keluar.(haryanto,2007)

Di Indonesia, sistem pertanian vertikal baru dikembangkan sejak tahun 1987, sehingga apa yang dijelaskan ini sebagian besar sudah dilakukan pada kurun waktu itu. (agus,2010)

Vertikultur diartikan sebagai teknik budidaya tanaman secara vertikal sehingga penanaman dilakukan dengan menggunakan sistem bertingkat.(temmy,2203)

Vertikulrure adalah cara bertanam dalam susunan vertikal keatas menuju ruang udara bebas, dengan menggunakan tempat media tumbuh yang disusun secara vertikal pula.(agus,2010)  

Sistem pertanian vertikultur sangat cocok diterapkan di areal perkotaan yang umumnya memiliki luas areal yang relatif sempit. Menurut Lakitan (1995) Vertikultur adalah sistem tanam di dalam pot yang disusun/dirakit horisontal dan vertikal atau bertingkat. Cara tanam ini sesuai diusahakan pada lahan terbatas atau halaman rumah.

Tujuan untuk memberikan solusi pemanfaatan okarangan rumah seoptimal mungkin agar dapt memenuhi sebagian kebutuhan pangan secara mandiri (Benny.2003)

Dalam pola tanam vertikultur  air hanya dibutuhkan bagi penguapan (transpirasi) tanaman.(lilies,2003)
Berdasarkan bentuk dan cara penempatan atau penyusunan tanaman, maka sistem bercocok tanam secara vertikultur dapat dibedakan menjadi 4 model antara lain:
1.Vertiding (Vertikultur di dinding
2. Vertikultur Gantung
3.Vertigar (Vertikultur di pagar)
4. Vertirak (Vertikultur di Rak)
VERTIKULTUR DINDING
Sistem tanam vertikultur sangat cocok diterapkan khususnya bagi para petani atau pengusaha yang memiliki lahan sempit.Vertikulutr juga dapat diterapkan pada bangunan-bangunan bertingkat perumahan umum atau bahkan pada daerah perumahan umum atau bahkan pada pemungkinman di daerah padat yang tidak punya halaman sama sekai. Dengan metode vertikultur ini kita dapt memanfaatkan lahan semaksimal mungkin. Usaha tani secara komersial dapat dilakukan secara vertikultur apalagi kalau sekedar untuk memenuhi kebutuhan sendiri akan sayuran atau buah-buahan semusim (Noverita,2005)
Adapun jenis tanaman yang dipilih untuk ditanam secara vertikultur ini adalah tanaman buah stroberi dan sayuran selada. Tanaman yang dipilih adalah jenis tanaman yang dibutuhkan keluarga sehari-hari dan tanaman yang dapat memenuhi unsur keindahan mengingat yang dimanfaatkan adalah lahan pekarangan.( (Suandi,2011) 
VERTIKULTUR RAK
Budidaya sayuran dengan metode vertikultur merupakan salah satu cara untuk melakukan efisiensi pemanfaatan lahan. Melalui cara ini para anggota kelompok dapat menanam beberapa jenis sayuran yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga.

Sementara itu, limbah sayuran dicacah dan digunakan sebagai pakan ayam sehingga dapat menghemat biaya pakan.( Rosningsih,2010)

Cara bercocok tanam secara vertikultur ini sebenarnya sama saja dengan bercocok tanam di kebun atau di ladang. Perbedaannya terletak pada lahan yang digunakan lebih efisien, artinya jumlah tanaman yang ditanam dalam sistem Vertikultur lebih banyak dibandingkan dengan cara konvensional meskipun luas lahan yang digunakan sama. Adapun alasan diterapkannya sistem pertanian vertikultur antara lain:

(1) Efisiensi dalam penggunaan lahan artinya bisa dilaksanakan di lahan yang relatif sempit sekalipun.
 
(2) Pemakaian pupuk dan pestisida lebih efektif dan efisien, yaitu jumlah pupuk yang digunakan lebih hemat dan pupuk yang diberikan langsung dapat diserap oleh tanaman karena tersedia didalam media tanam diwadah yang relatif lebih kecil dibandingkan dikebun. Sedangkan dalam penggunaan pestisida jumlahnya lebih sedikit digunakan karena diaplikasikan langsung pada tanaman dan lebih tepat sasaran.

(3) Mudah dipindahkan untuk tanaman yang ditanam didalam pot, atau mudah diubah tata letaknya bagi tanaman yang diletakkan didalam rak.

(4) Lebih efektif dan efisien dalam hal perawatan seperti pengendalian Organisme pengganggu tanaman karena kemungkinan untuk tumbuh gulma ataupun munculnya serangan hama dan penyakit sangat kecil. Jika ada serangan hama lebih mudah dalam pengendaliannya.
 
(5) Dapat Memanfaatkan benda-benda yang tidak terpakai untuk membuat pot-pot tanaman seperti bekas kaleng cat, biskuit atau wadah plastik minyak pelumas, paralon bekas talang bekas, gelas air minum mineral, ember bekas serta dapat memakai kantung plastik jenis polybag
 
(6) Sebagai sarana untuk menyalurkan hobi bagi para hobiis karena dalam sistem pertanian vertikultur ini terdapat perpaduan antara seni dan ilmu serta teknologi terapan bidang pertanian

Sedangkan Kekurangannya adalah (1)rawan terhadap serangan jamur, karena kelembaban udara yang tinggi akibat tingginya populasi tanaman adanya atap plastik, (2)investasi awal cukup tinggi, (3)sistem penyiraman harus kontinyu atau berkelanjutan, jika dilakukan di pekarangan rumah (diluar bangunan bantuan) dan diperlukan beberapa peralatan tambahan, misalnya tangga sebagai alat Bantu penyiraman. Kelemahan petani di daerah adalah penyimpanan dan pengolahan hasil pascapanen. Seringkali pula mereka tidak melihat dan mempertimbangkan pemasarannya. Juga petani sering ikut-ikutan. Begitu harga cabai mahal, semuanya menanam cabai. Akibatnya, hasil panen melimpah, harga anjlok dan petani merugi. Sebelum menanam sesuatu sebaiknya dipertimbangkan dulu situasi pasar. Untuk petani yang sukses, langkah mereka justru mencari pasarnya terlebih dulu baru menanam apa yang dibutuhkan pasar.

Jenis tanaman adalah tanaman hias atau sayuran. Namun dalam perkembangannya sistem bercocok tanam secara vertikultur tidak hanya terbatas didalam pot saja. Ternyata bercocok tanam secara vertikultur dapat dilakukan di wadah lain seperti pipa paralon(PVC), ember plastik bekas wadah cat, talang air dan wadah lainnya yang dapat disesuaikan dengan jenis tanaman yang ditanam. Bentuk bangunan atau kerangka penanaman vertikultur dapat dimodifikasi atau dirancang menurut kreativitas dengan bentuk dan luas lahan yang tersedia.

Langkah – langkah Pengerjaan Budidaya Tanaman secara Vertikultur :
1.Memperhatikan kondisi lahan yang akan digunakan untuk budidaya tanaman (luas lahan)
 
2.Penyiapan wadah media tanam sesuai dengan kondisi yang ada (dapat berupa bambu, pipa paralon/PVC, talang air, pot plastic, kaleng bekas, polybag, plastik kresek, dll)

3. Pembuatan bangunan vertikultur

4. Penyiapan media tumbuh tanaman

5. Pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan, tergantung kepada besar tajuk tanaman, kebutuhan sinar matahari, dan wadah yang dipilih sebagai tempat penanaman. Ketiga faktor ini harus diperhitungkan jika dalam satu unit bangunan vertikultur dibudidayakan beberapa jenis tanaman sekaligus.

6. Teknik budidaya tanaman (Persemaian, Pembibitan, Pemeliharaan, Panen dan Pasca Panen)
Cara penanaman tergantung pada jenis tanamannya. Ada yang dapat ditanam langsung di wadah vertikultur, ada yang harus disemai dulu baru ditanam, dan ada yang harus disemai kemudian disapih dan baru ditanam di wadah. Pesemaian dibutuhkan oleh tanaman yang berbiji kecil, misalny a sawi, kubis, tomat, cabai, terong, lobak, selada dan wortel. Untuk tanaman yang bernilai ekonomis tinggi dan membutuhkan perawatan yang agak khusus, misalnya paprika, cabai hot beauty atau cabai keriting dan tomat buah dilakukan cara penanaman y ang terakhir.

No comments:

Post a Comment