Thursday, 28 April 2016

PANDUAN SUKSES TERNAK IKAN NILA MENGUNTUNGKAN


Budidaya ikan nila tidaklah sulit. Ikan nila masih satu kerabat dengan ikan mujair. Kedua ikan ini mempunyai kemiripan sifat. Mudah berkembang biak dan mempunyai kemampuan adaptasi yang baik.
Di alam bebas, ikan nila banyak ditemukan di perairan air tawar seperti sungai, danau, waduk dan rawa. Suhu optimal bagi pertumbuhan ikan nila berkisar 25-30oC dengan pH air 7-8.
Ikan nila termasuk hewan pemakan segala atau omnivora. Makanan alaminya plankton, plankton, tumbuhan air dan berbagai hewan air lainnya. Pakan buatan untuk budidaya ikan nila sebaiknya berkadar protein sekitar 25%.  Biaya pakan untuk budidaya ikan nila relatif lebih murah. Tidak seperti budidaya ikan mas atau ikan lele yang membutuhkan pakan dengan kadar protein tinggi,  sekitar 30-45%.
Untuk memulai budidaya ikan nila ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan, yakni pemilihan benih, persiapan kolam, pemberian pakan, hingga penanganan penyakit.

Memilih benih ikan nila


Pemilihan benih merupakan faktor penting yang menentukan tingkat keberhasilan budidaya ikan nila. Untuk hasil maksimal sebaiknya gunakan benih ikan berjenis kelamin jantan. Karena pertumbuhan ikan nila jantan 40% lebih cepat dari pada ikan nila betina.
Budidaya ikan nila secara monosex (berkelamin semua) lebih produktif dibanding campuran. Karena ikan nila mempunyai sifat gampang memijah (melakukan perkawinan). Sehingga bila budidaya dilakukan secara campuran, energi ikan akan habis untuk memijah dan pertumbuhan bobot ikan sedikit terhambat.
Saat ini banyak yang menyediakan bibit ikan nila monosex. Bila sulit mendapatkannya, bibit ikan nila monosex bisa dibuat sendiri. Caranya bisa dilihat dalam artikel budidaya pembenihan ikan nila.

Persiapan kolam budidaya



Budidaya ikan nila bisa menggunakan berbagai jenis kolam, mulai dari kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, jaring terapung hingga tambak air payau. Dari sekian jenis kolam tersebut, kolam tanah paling banyak digunakan karena cara membuatnya cukup mudah dan biaya konstruksinya murah. Silahkan lihat cara membuat kolam tanah.
Keunggulan lain kolam tanah adalah bisa menjadi tempat tumbuh berbagai tumbuhan dan hewan yang bermanfaat sebagai pakan alami bagi ikan. Sehingga bisa mengurangi biaya pembelian pakan buatan atau pelet.
Untuk memulai budidaya ikan nila di kolam tanah, perlu langkah-langkah persiapan pengolahan tanah. Mulai dari penjemuran, pembajakan tanah, pengapuran, pemupukan hingga pengairan. Berikut langkah-langkahnya:
  • Langkah pertama adalah pengeringan dasar kolam. Kolam dikeringkan dengan cara dijemur. Penjemuran biasanya berlangsung selama 3-7 hari, tergantung kondisi cuaca. Sebagai patokan, penjemuran sudah cukup bila permukaan tanah terlihat retak-retak, namun tidak sampai membatu. Bila diinjak masih meninggalkan jejak kaki sedalam 1-2 cm.
  • Selanjutnya, permukaan tanah dibajak atau dicangkul sedalam kurang lebih 10 cm. Sampah, kerikil dan kotoran lainnya dibersihkan dari dasar kolam. Bersihkan juga lumpur hitam yang berbau busuk, biasanya berasal dari sisa pakan yang tidak habis.
  • Kolam yang telah dipakai biasanya memiliki tingkat keasaman tinggi (pH rendah), kurang dari 6. Padahal kondisi pH optimal untuk budidaya ikan nila ada pada kisaran 7-8. Untuk menetralkannya lakukan pengapuran dengan dolomit atau kapur pertanian. Dosis pengapuran disesuaikan dengan keasaman tanah. Untuk pH tanah 6 sebanyak 500 kg/ha, untuk pH tanah 5-6 sebanyak 500-1500 kg/ha, untuk pH tanah 4-5 sebanyak 1-3 ton/ha. Kapur diaduk secara merata. Usahakan agar kapur bisa masuk ke dalam permukaan tanah sedalam 10 cm. Kemudian diamkan selama 2-3 hari.
  • Setelah itu lakukan pemupukan. Gunakan pupuk organik  sebagai pupuk dasar. Jenisnya bisa pupuk kompos atau pupuk kandang. Pemberian pupuk organik berguna untuk mengembalikan kesuburan tanah. Dosisnya sebanyak 1-2 ton per hektar. Pupuk ditebar merata di dasar kolam. Biarkan selama 1-2 minggu. Setelah itu, bila dipandang perlu bisa ditambahkan pupuk kimia berupa urea 50-70 kg/ha dan TSP 25-30 kg/ha, diamkan 1-2 hari. Tujuan pemupukan untuk memberikan nutrisi bagi hewan dan tumbuhan renik yang ada di lingkungan kolam. Sehingga hewan atau tumbuhan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai pakan alami ikan.
  • Langkah selanjutnya, kolam digenangi dengan air. Pengairan dilakukan secara bertahap. Pertama, alirkan air ke dalam kolam sedalam 10-20 cm. Diamkan selama 3-5 hari. Biarkan sinar matahari menembus dasar kolam dengan sempurna, untuk memberikan kesempatan pada ganggag atau organisme air lainnya tumbuh. Setelah itu isi kolam hingga ketinggian air mencapai 60-75 cm.
Cara pengolahan kolam tanah secara lebih mendetail bisa dilihat di persiapan kolam tanah untuk budidaya ikan.

Penebaran benih ikan nila

Kolam yang telah terisi air sedalam 60-75 cm siap untuk ditebari benih ikan nila. Padat tebar kolam tanah untuk budidaya ikan nila sebanyak 15-30 ekor/m2. Dengan asumsi, ukuran benih sebesar 10-20 gram/ekor dan akan dipanen dengan ukuran 300 gram/ekor.
Sebelum benih ditebar, hendaknya melewati tahap adaptasi terlebih dahulu. Gunanya agar benih ikan terbiasa dengan kondisi kolam, sehingga resiko kematian benih bisa ditekan. Caranya, masukkan wadah yang berisi benih ikan nila ke dalam air kolam. Biarkan selama beberapa jam. Kemudian miringkan atau buka wadah tersebut. Biarkan ikan keluar dan lepas dengan sendirinya.

Pemeliharaan budidaya ikan nila

Setelah semua persiapan selesai dilakukan dan benih sudah ditebarkan ke dalam kolam, langkah selanjutnya adalah merawat ikan hingga usia panen. Tiga hal yang paling penting dalam pemeliharaan budidaya ikan nila adalah pengelolaan air, pemberian pakan dan pengendalian hama penyakit.

a. Pengelolaan air

Agar pertumbuhan budidaya ikan nila maksimal, pantau kualitas air kolam. Parameter penentu kualitas air adalah kandungan oksigen dan pH air. Bisa juga dilakukan pemantauan kadar CO2, NH3 dan H2S bila memungkinkan.
Bila kandungan oksigen dalam kolam menurun, perderas sirkulasi air dengan memperbesar aliran debit air. Bila kolam sudah banyak mengandung NH3 dan H2S yang ditandai dengan bau busuk, segera lakukan penggantian air. Caranya dengan mengeluarkan air kotor sebesar ⅓ nya, kemudian menambahkan air baru. Dalam keadaan normal,pada kolam seluas 100 m2 atur debit air sebesar 1 liter/detik.

b. Pemberian pakan


Pengelolaan pakan sangat penting dalam budidaya ikan nila. Biaya pakan merupakan komponen biaya paling besar dalam budidaya ikan nila. Berikan pakan berupa pelet dengan kadar protein 20-30%.
Ikan nila membutuhkan pakan sebanyak 3% dari bobot tubuhnya setiap hari. Pemberian pakan bisa dilakukan pada pagi dan sore hari. Setiap dua minggu sekali, ambil sampel ikan nila secara acak kemudian timbang bobotnya. Lalu sesuaikan jumlah pakan yang harus diberikan.
Perhitungan dosis pakan budidaya ikan nila:
Dalam satu kolam terdapat 1500 ekor ikan nila berukuran 10-20 gram/ekor.
Rata-rata bobot ikan → (10+20)/2 = 15 gram/ekor.
Perhitungan pakannya → 15 x 1500 x 3% = 675 gram = 6,75 kg per hari
Cek bobot ikan setiap dua minggu untuk menyesuaikan jumlah pakan.

c. Pengendalian hama dan penyakit

Seperti telah disebutkan sebelumnya, ikan nila merupakan ikan yang tahan banting. Pada situasi normal, penyakit ikan nila tidak banyak mengkhawatirkan. Namun bila budidaya ikan nila sudah dilakukan secara intensif dan massal, resiko serangan penyakit harus diwaspadai.
Penyebaran penyakit ikan sangat cepat, khususnya untuk jenis penyakit infeksi yang menular. Media penularan biasanya melewati air. Jadi bisa menjangkau satu atau lebih kawasan kolam. Untuk penjelasan lebih jauh silahkan baca hama dan penyakit ikan nila.

Pemanenan ikan nila


Waktu yang diperlukan untuk budidaya ikan nila mulai dari penebaran benih hingga panen mengacu pada kebutuhan pasar. Ukuran ikan nila untuk pasar domestik berkisar 300-500 gram/ekor. Untuk memelihara ikan nila dari ukuran 10-20 gram hingga menjadi 300-500 gram dibutuhkan waktu sekitar 4-6 bulan.

Wednesday, 13 April 2016

MENGENAL JENIS AYAM HIAS DI INDONESIA

mutingpost.blogspot.comandri-wicaksono-farm.blogspot.com
Hewan yang satu ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Setiap hari kita bisa menemukannya, baik dalam keadaan mati maupun keadaan hidup. Banyak orang yang memelihara di rumahnya. Sebagian menjadi bisnis, hobi, dan sebagai hewan hias. Hewan ini adalah ayam. Ya, ayam merupakan hewan yang sangat populer dikalangan masyarakat Indonesia. Karena hewan ini menjadi salah satu menu daging yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Namun, tahukah kamu bahwa hewan ini memiliki banyak jenis? Banyak orang yang tidak tahu mengenai jenis hewan yang satu ini, khususnya ayam hias. Berikut beberapa jenis ayam hias.

Ayam Sumatra

jesrilzuwito80.blogspot.com
.blogspot.com
Ayam Sumatra merupakan ayam asli Indonesia yang berkembang di Sumatra Barat. Oleh karena itu, ayam ini beri nama ayam sumatra. Ayam sumatra memiliki ciri-ciri, yaitu memiliki tenggorokan yang lebar, perawakan tubuhnya tegap dan kecil, kepalanya kecil, kulit dibagian muka berwarna merah atau hitam, paruhnya berwarna hitam dan pendek, jenggernya di tumbuhi sedikit bulu dan berwarna merah, telinganya kecil dan berwarna merah, dan ayam sumatra jantan memiliki berat batan sekitar 2 kg, sedangkan ayam sumatra betina memiliki berat badan sekitar 1,5 kg.

Ayam Jambul Poland Bulu Kapas                                                      


Ayam jambul poland bulu kapas merupakan jenis ayam yang memiliki keunikan, yaitu memiliki jambul. Sesuai dengan namannya, ayam jenis ini memiliki bulu yang berwarna putih dan lebat seperti kapas.

Ayam Kate Serama

jualayamserama.wordpress.com
jualayamserama.wordpress.com
Ayam kate ini cukup banyak penggemarnya di Indonesia. Ukuran tubuh yang mungil dan bulunya yang indah menjadi alasan orang menyukai jenis ayam ini. Selain itu, ayam ini memiliki keunikan, yaitu bisa berdiri tegak dengan membusungkan dadanya meskipun sedang berjalan. Untuk masalah harga, ayam ini memiliki harga yang cukup mahal meskipun ukurannya kecil.

Ayam Cemani

ilhamaku.wordpress.com
ilhamaku.wordpress.com
Ayam cemani merupakan jenis ayam yang berkembang di daerah Magelang dan Temanggung, Jawa tengah. Namun, saat ini ayam kedu sudah tersebar di berbagai daerah Indonesia. Ayam Cemani banyak diburu oleh banyak orang. Selain banyak peminatnya untuk hewan peliharaan, ayam ini diyakini memiliki khasiat yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit, antara lain: dapat menguatkan pinggang dan hati, melancarkan peredaran darah, menghilangkan kelesuan, mengatasi asma, diabetes, migren, dan sebagainya.

Ayam Hutan Kelabu

www.carabudidayaternak.net
www.carabudidayaternak.net
Ayam hutan kelabu merupakan salah satu jenis ayam hutan. Ayam yang berkelamin jantan memiliki ukuran sekitar 80 cm, sedangkan ayam yang berkelamin betina memiliki ukuran sekitar 38 cm.

Ayam Hutan Hijau

bp4kgresik.wordpress.com
bp4kgresik.wordpress.com
Ayam hutan hijau merupakan jenis ayam hutan yang penyebarannya di Pulau Bali, Pulau Jawa, Flores, dan Kangean. Ayam ini memiliki ukuran panjang sekitar 70 cm dan berat badannya sekitar 0,7-1,5 kg.

Ayam Bekisar

ahmadramadlan.wordpress.com
ahmadramadlan.wordpress.com
Ayam bekisar merupakan jenis ayam hasil persilangan antara ayam kampung betina (Gallus domestika) dengan ayam hutan hijau (Gallus varius).

Ayam Balenggek

http://abstrakofruz.blogspot.com/
http://abstrakofruz.blogspot.com/
Ayam balenggek merupakan jenis ayam yang berasal dari Sumatra Barat. Ayam ini cukup pandai dalam berkokok dengan suara merdunya dan iramanya bersusu-susun. Jenis ayam ini dibedakan menjadi 3 macam berdasarkan bentuk fisiknya, atara lain:
Yungkilok Gadang

Ayam ini memiliki penampilan tegap, gagah, dan cantik. Ukuran ayam jantan dewasa sekitar 2 kg dan ayam betina dewasa sekitar 1,5 kg.

Ratiah


Ayam ini memiliki penampilan lebih kecil dan langsing dibandingkan dengan Yungkilok Gadang. Ukuran ayam jantan dewasa sekitar 1,6 kg dan ayam betina dewasa sekitar 0,8 kg.

Ayam Randah Batu

plus.google.com
plus.google.com
Ayam ini memiliki kaki pendek seperti ayam kate. Ukuran ayam jantan dewasa sekitar 1,8 kg dan ayam betina dewasa sekitar 1 kg.

Ayam Pelung

www.situshewan.com
www.situshewan.com
Ayam Pelung merupakan ayam asli Indonesia yang berkembang di daerah Cianjur dan Sukabumi.

Ayam Nunukan

ayamnunukan.blogspot.com
ayamnunukan.blogspot.com
Ayam nunukan merupakan jenis ayam yang berkembang di Pulau Tarakan, Kalimantan Timur dan kemungkinan asalnya adalah Tiongkok. Ayam ini memiliki ciri-ciri, antara lain: Bulu sayap dan ekornya tidak dapat berkembang dengan sempurna, warna bulunya merah atau merah kekuning-kuningan, kaki dan paruhnya kuning atau putih kekuning-kuningan, dan pial dan jenggernya berwarna merah cerah.

Ayam Hutan Merah

ayamhutan-kw1.blogspot.com
ayamhutan-kw1.blogspot.com
Ayam hutan merah merupakan jenis ayan hutan yang penyebarannya cukup luas, antara lain di Indonesia, Tiongkok, dan India. Jenis ayam ini memiliki 5 sub spesies, antara lain: gallus-gallus di Sumatra dan gallus-gallus bankiva di Pulau Jawa dan Madura. Sedangkan ketiga spesies lainnya terdapat di luar Indonesia, yaitu di India dan Bangladesh terdapat gallus-gallus murghi, di Myanmar dan vietnam terdapat gallus-gallus spadiceus, dan di Tiongkok Selatan dan Hainan terdapat gallus-gallus jaboullei.

Ayam Ketawa

www.gambarbinatang.com
www.gambarbinatang.com
Ayam ini memiliki nama yang unik. Hal ini disesuaikan dengan tingkah lakunya yang suka bersuara dan suaranya mirip dengan orang yang sedang tertawa. Untuk kamu yang suka memelihar ayam, mimin sarankan untuk memelihara ayam ini. karena ayam ini mudah dipelihara dan tahan terhadap berbagai jenis cuaca.

Ayam Onagodari


bamsbreeder.blogspot.com
Ayam Onagodari merupakan jenis ayam yang berasal dari Jepang. Ayam ini memiliki bulu yang berwarna putih bersih dan ada juga yang berwarna hitam. Bentuk ekornya cukup unik, yaitu berumbai-rumbai panjang, sehingga ayam ini terlihat sangat anggun. Untuk kamu yang ingin memelihara jenis ayam ini, kamu harus siap-siap untuk direpotkan karena ayam ini cukup manja, khususnya dalam hal makanan. Ayam ini akan mogok makan jika kita tidak menyediakan makanan favoritnya.

Monday, 11 April 2016

CARA SUKSES TERNAK BURUNG PUYUH BAGI PEMULA


Berikut ini adalah serba-serbi budidaya burung puyuh dimulai dengan sejarah singkat burung puyuh, sentra  budidaya burung puyuh, jenis-jenis burung puyuh, manfaat burung puyuh, persyaratan lokasi budidaya burung puyuh,  pedoman teknis budidaya burung puyuh, hama dan penyakit burung puyuh dan lain-lain.
1. SEJARAH SINGKAT
Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek dan dapat diadu. Burung puyuh disebut juga Gemak (Bhs. Jawa-Indonesia). Bahasa asingnya disebut “Quail”, merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali diternakan di Amerika Serikat, tahun 1870. Dan terus dikembangkan ke penjuru dunia. Sedangkan di Indonesia puyuh mulai dikenal, dan diternak semenjak akhir tahun 1979. Kini mulai bermunculan di kandang-kandang ternak yang ada di Indonesia.
2. SENTRA PERIKANAN
Sentra Peternakan burung puyuh banyak terdapat di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah
3. JENIS

Kelas : Aves (Bangsa Burung)
Ordo : Galiformes
Sub Ordo : Phasianoidae
Famili : Phasianidae
Sub Famili : Phasianinae
Genus : Coturnix
Species : Coturnix-coturnix Japonica
4. MANFAAT
  1. Telur dan dagingnya mempunyai nilai gizi dan rasa yang lezat
  2. Bulunya sebagai bahan aneka kerajinan atau perabot rumah tangga lainnya
  3. Kotorannya sebagai pupuk kandang ataupun kompos yang baik dapat digunakan sebagai pupuk tanaman
5. PERSYARATAN LOKASI
  1. Lokasi jauh dari keramaian dan pemukiman penduduk
  2. Lokasi mempunyai strategi transportasi, terutama jalur sapronak dan jalur-jalur pemasaran
  3. Lokasi terpilih bebas dari wabah penyakit
  4. Bukan merupakan daerah sering banjir
  5. Merupakan daerah yang selalu mendapatkan sirkulasi udara yang baik.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

  1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
    1. Perkandangan
      Dalam sistem perkandangan yang perlu diperhatikan adalah temperatur kandang yang ideal atau normal berkisar 20-25 derajat C; kelembaban kandang berkisar 30-80%; penerangan kandang pada siang hari cukup 25-40 watt, sedangkan malam hari 40-60 watt (hal ini berlaku untuk cuaca mendung/musim hujan). Tata letak kandang sebaiknya diatur agar sinar matahari pagi dapat masuk kedalam kandang. Model kandang puyuh ada 2 (dua) macam yang biasa diterapkan yaitu sistem litter (lantai sekam) dan sistem sangkar (batere). Ukuran kandang untuk 1 m 2 dapat diisi 90-100 ekor anak puyuh, selanjuntnya menjadi 60 ekor untuk umur 10 hari sampai lepas masa anakan. Terakhir menjadi 40 ekor/m 2 sampai masa bertelur. Adapun kandang yang biasa digunakan dalam budidaya burung puyuh adalah:
      1. Kandang untuk induk pembibitan
        Kandang ini berpegaruh langsung terhadap produktifitas dan kemampuan mneghasilkan telur yang berkualitas. Besar atau ukuran kandang yang akan digunakan harus sesuai dengan jumlah puyuh yang akan dipelihara. Idealnya satu ekor puyuh dewasamembutuhkan luas kandang 200 m2.
      2. Kandang untuk induk petelur
        Kandang ini berfungsi sebagai kandang untuk induk pembibit. Kandang ini mempunyai bentuk, ukuran, dan keperluan peralatan yang sama. Kepadatan kandang lebih besar tetapi bisa juga sama.
      3. Kandang untuk anak puyuh/umur stater(kandang indukan)
        Kandang ini merupakan kandang bagi anak puyuh pada umur starter, yaitu mulai umur satu hari sampai dengan dua sampai tiga minggu. Kandang ini berfungsi untuk menjaga agar anak puyuh yang masih memerlukan pemanasan itu tetap terlindung dan mendapat panas yang sesuai dengan kebutuhan. Kandang ini perlu dilengkapi alat pemanas. Biasanya ukuran yang sering digunakan adalah lebar 100 cm, panjang 100 cm, tinggi 40 cm, dan tinggi kaki 50 cm. (cukup memuat 90-100 ekor anak puyuh).
      4. Kandang untuk puyuh umur grower (3-6 minggu) dan layer (lebih dari 6 minggu)
        Bentuk, ukuran maupun peralatannya sama dengan kandang untuk induk petelur. Alas kandang biasanya berupa kawat ram.
    2. Peralatan
      Perlengkapan kandang berupa tempat makan, tempat minum, tempat bertelur dan tempat obat-obatan.
  2. Penyiapan Bibit
    Yang perlu diperhatikan oleh peternak sebelum memulai usahanya, adalah memahami 3 (tiga) unsur produksi usaha perternakan yaitu bibit/pembibitan, pakan (ransum) dan pengelolaan usaha peternakan. Pemilihan bibit burung puyuh disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan, ada 3 (tiga) macam tujuan pemeliharaan burung puyuh, yaitu:
    1. a. Untuk produksi telur konsumsi, dipilih bibit puyuh jenis ketam betina yang sehat atau bebas dari kerier penyakit.
    2. b. Untuk produksi daging puyuh, dipilih bibit puyuh jantan dan puyuh petelur afkiran.
    3. c. Untuk pembibitan atau produksi telur tetas, dipilih bibit puyuh betina yang baik produksi telurnya dan puyuh jantan yang sehat yang siap membuahi puyuh betina agar dapat menjamin telur tetas yang baik.
  3. 6.3. Pemeliharaan
    1. 1) Sanitasi dan Tindakan Preventif
      Untuk menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh kebersihan lingkungan kandang dan vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan sedini
      mungkin.
    2. 2) Pengontrolan Penyakit
      Pengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada tanda-tanda yang kurang sehat terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan sesuai dengan petunjuk dokter hewan atau dinas peternakan setempat atau petunjuk dari Poultry Shoup.
    3. 3) Pemberian Pakan
      Ransum (pakan) yang dapat diberikan untuk puyuh terdiri dari beberapa bentuk, yaitu: bentuk pallet, remah-remah dan tepung. Karena puyuh yang suka usil memtuk temannya akan mempunyai kesibukan dengan mematuk-matuk pakannya. Pemberian ransum puyuh anakan diberikan 2 (dua) kali sehari pagi dan siang. Sedangkan puyuh remaja/dewasa diberikan ransum hanya satu kali sehari yaitu di pagi hari. Untuk pemberian minum pada anak puyuh pada bibitan terus-menerus.
    4. 4) Pemberian Vaksinasi dan Obat
      Pada umur 4-7 hari puyuh di vaksinasi dengan dosis separo dari dosis untuk ayam. Vaksin dapat diberikan melalui tetes mata (intra okuler) atau air minum (peroral). Pemberian obat segera dilakukan apabila puyuh terlihat gejala-gejala sakit dengan meminta bantuan petunjuk dari PPL setempat ataupun dari toko peternakan (Poultry Shoup), yang ada di dekat Anda beternak puyuh.
7. HAMA DAN PENYAKIT
  1. Radang usus (Quail enteritis)
    Penyebab: bakteri anerobik yang membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul pearadangan pada usus.
    Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran berair dan mengandung asam urat.
    Pengendalian: memperbaiki tata laksana pemeliharaan, serta memisashkan burung puyuh yang sehat dari yang telah terinfeksi.
  2. Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
    Gejala: puyuh sulit bernafas, batuk–batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang
    spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh.
    Pengendalian:
    1. menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang;
    2. pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.
  3. Berak putih (Pullorum)
    Penyebab: Kuman Salmonella pullorum dan merupakan penyakit menular.
    Gejala: kotoran berwarna putih, nafsu makan hilang, sesak nafas, bulu–bulu mengerut dan sayap lemah menggantung.
    Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit tetelo.
  4. Berak darah (Coccidiosis)
    Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan.
    Pengendalian:
    1. menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering;
    2. dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox
  5. Cacar Unggas (Fowl Pox)
    Penyebab: Poxvirus, menyerang bangsa unggas dari semua umur dan jenis kelamin.
    Gejala: imbulnya keropeng-keropeng pada kulit yang tidak berbulu, seperti pial, kaki, mulut dan farink yang apabila dilepaskan akan mengeluarkan darah.
    Pengendalian: vaksin dipteria dan mengisolasi kandang atau puyuh yang terinfksi.
  6. Quail Bronchitis
    Penyebab: Quail bronchitis virus (adenovirus) yang bersifat sangat menular.
    Gejala: puyuh kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar, sulit bernafas, batuk dan bersi, mata dan hidung kadang-kadang mengeluarkan lendir serta kadangkala kepala dan leher agak terpuntir.
    Pengendalian: pemberian pakan yang bergizi dengan sanitasi yang memadai.
  7. Aspergillosis
    Penyebab: cendawan Aspergillus fumigatus.
    Gejala: Puyuh mengalami gangguan pernafasan, mata terbentuk lapisan putih menyerupai keju, mengantuk, nafsu makan berkurang.
    Pengendalian: memperbaiki sanitasi kandang dan lingkungan sekitarnya.
  8. Cacingan
    Penyebab: sanitasi yang buruk.
    Gejala: puyuh tampak kurus, lesu dan lemah.
    Pengendalian: menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan yang terjaga kebersihannya.
8. PANEN

  1. Hasil Utama
    Pada usaha pemeliharaan puyuh petelur, yang menjadi hasil utamanya adalah produksi telurnya yang dipanen setiap hari selama masa produksi berlangsung.
  2. Hasil Tambahan
    Sedangkan yang merupakan hasil tambahan antara lain berupa daging afkiran, tinja dan bulu puyuh.
9. PASCAPANEN …
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
  1. Analisis Usaha Budidaya
    1. Investasi
      1. kandang ukuran 9 x 0,6 x 1,9 m (1 jalur + tempat makan dan minum) Rp. 2.320.000,-
      2. kandang besar Rp. 1.450.000,-
    2. Biaya pemeliharaan (untuk umur 0-2 bulan)
      1. ay Old Quail (DOQ) x Rp 798 (Harga DOQ) Rp. 1.596.000,-
      2. Obat (Vitamin + Vaksin) Rp. 145.000,-
      3. Pakan (selama 60 hari) Rp. 2.981.200,-
        Jumlah biaya produksi Rp. 4.722.200,-
        Keadaan puyuh:
        • Jumlah anak 2000 ekor (jantan dan betina)
        • Resiko mati 5%, sisa 1900
        • Resiko kelamin 15% jantan, 85% betina (285 jantan, 1615 betina)
        • Setelah 2 bulan harga puyuh bibit Rp 3.625,- betina dan Rp 725 jantan
        • Penjualan puyuh bibit umur 2 bulan Rp. 4.408.000,-Minus Rp. -314.200,-
    3. Biaya pemeliharaan (0-4 bulan)
      • 200 DOQ x Rp 798,- Rp. 159.600,-
      • Obat (vitamin dan Vaksinasi) Rp. 290.000,-
      • Pakan (sampai dengan umur 3 minggu) Rp. 2.459.925,-
        Pakan (s/d minggu ke 4) betina 1615 ekor dan 71 ekor jantan (25% jantan layak bibit) Rp. 5.264.051,-
        Jumlah biaya produksi Rp. 8.173.576,-
        Keadaan puyuh:
        • Mulai umur 1,5 bulan puyuh bertelur setiap hari rata-rata 85%, jumlah telur 1373 butir
        • Hasil telur 75 hari x 1373 x Rp 75,- Rp. 7.723.125,-
        • Puyuh betina bibit 1615 ekor @ Rp 3.625,- Rp. 5.854.375,-
        • Puyuh jantan bibit 75 ekor @ Rp 798,- Rp. 59.850,-
        • Puyuh jantan afkiran 214 ekor @ Rp 725,- Rp. 155.150,-
    4. Keuntungan dari hasil penjualan Rp. 5.618.924,-
    5. Biaya pemeliharaan (sampai umur 8 bulan)
      1. Biaya untuk umur 4-8 bulan Rp. 1.625.137,-
    6. Pendapatan
      1. Hasil telur (0,5 bulan) 195 x 1373 x Rp 75,- Rp. 20.080.125,-
      2. Hasil puyuh afkir 1615 ekor @ Rp 798,- Rp. 1.288.770,-
      3. Hasil jantan afkir 71 ekor @ Rp 725,- Rp. 51.475,-
      4. Hasil jantan afkir (2 bln) 214 ekor @ Rp 725,- Rp. 155.150,-
    7. Keuntungan beternak puyuh petelur dan afkiran jual Rp. 10.950.113,-
      Jadi peternak lebih banyak menjumlah keuntungan bila beternak puyuh petelur, baru kemudian puyuh afkirannya di jual daripada menjual puyuh bibit. Analisa usaha dihitung berdasarkan harga-harga yang berlaku pada tahun 1999.
  2. Gambaran Peluang Agribisnis …
11. DAFTAR PUSTAKA
  1. Beternak burung puyuh, 1981. Nugroho, Drh. Mayen 1 bk. Dosen umum Ternak Unggas Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan, Universitas Udayana.
  2. Puyuh, Tatalaksana Budidaya secara komersil, 1992. Elly Listyowati, Ir. Kinanti Rospitasari, Penebar Swadaya, Jakarta.
  3. Memelihara burung puyuh, 1985. Muhammad Rasyaf, Ir. Penerbit Kanisius (Anggota KAPPI), Yogyakarta.
  4. Beternak burung puyuh dan Pemeliharaan secara komersil, tahun 1985. Wahyuning Dyah Evitadewi dkk. Penerbit Aneka Ilmu Semarang
12. KONTAK HUBUNGAN
  1. Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
  2. Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek, Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.Thamrin No. 8, Jakarta 10340, Indonesia, Tel. +62 21 316 9166~69, Fax. +62 21 310 1952, Situs Web:http://www.ristek.go.id
Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas

Thursday, 7 April 2016

CARA TERNAK BURUNG PARKIT MUDAH DAN MENGUNTUNGKAN


Mau Tau Cara Beternak Parkit? Tips Cara Beternak Parkit - Halo Sobat semua,pada kesempatan kali ini saya akan berbagi informasi yang sangat menarik tentang burung parkit.Buat para kaum adam yang hobi untuk beternak parkit alangkah baiknya mengikuti tips dan trik berikut. Bagi kamu yang ingin tau cara beternak parkit,ikuti tips cara beternak parkit berikut ini.

Burung parkit adalah salah satu jenis burung kicau yang sangat menarik. Burung parkit banyak digemari oleh para pecinta burung karena memiliki design tubuh yang unik dan imut juga kombinasi warna bulu yang cantik dan sangat menarik. Selain itu burung parkit juga memiliki suarau/kicauan yang merdu. Beternak parkit banyak dilakukan untuk kesenangan ( hobby) juga banyak dilakukan untuk wira usaha. Beternak parkit juga merupakan salah satu peluang usaha yang sangat menjanjikan, mengingat permintaan pasar yang masih tinggi membuat nilai jual burung parkit masih tergolong baik.

Burung Parkit merupakan jenis burung yang hidup dengan berkoloni/berkelompok,Untuk cara beternak parkit bukanlah hal yang sulit,karena burung ini tergolong jenis burung yang sangat mudah beradaptasi dengan semua jenis dan aspek lingkungan. Berikut akan saya uraikan tentang cara beternak parkit. Untuk permulaan  cara beternak parkit yaitu memulainya dengan membedakan burung parkit jantan dan burung parkit betina. Hal ini sangatlah penting untuk dikuasai,meski tergolong bukan hal yang sulit.Tetapi membedakan burung parkit jantan dan burung parkit betina haruslah dilakukan dengan teliti.

Untuk membedakan burung parkit dapat dilihat dari area didekat paruhnya yang sering disebut dengan istilah cere ( bagian atas lubang hidungnya. ). Untuk parkit berjenis kelamin jantan pada umumnya memiliki cere berwarna biru , biru muda, maupun biru tua. Sedangkan parkit yang berjenis kelamin betina pada umumnya memiliki cere yang berwarna coklat dan ungu. selain itu juga dapat dilihat dari kegesitan dan kicauan burung, burung jantan akan bergerak lebih gesit dan berkicau , berbeda dengan burung parkit betina yang lebih cenderung diam.Ciri lainnya adalah Parkit jantan berwarna biru yang kuat atau keunguan lembayung pada bagian hidung sedangkan betina berwarna putih atau biru tipis. Kepala jantan berbentuk bulat kompak agak besar dibandingkan betina.Burung Parkit yang baik adalah burung yang aktif dan energik, nafsu makan banyak. 

Burung ini menginjak dewasa pada usia sekitar 90 hari, pada usia ini kebanyakan burung parkit akan mencari pasangannya dan memilih sarang yang disediakan untuk bertelur.Pilihlah parkit yang sudah berjodoh. Burung parkit yang berjodoh ditandai dengan perilaku mereka yang saling berdekatan dan saling menyuap. Parkit jantan akan lebih banyak mengeluarkan suara berisik jika sudah menemukan pasangan.Setelah bertelur sekitar 5-7 butir burung ini akan mengeram sekitar 15 hari, setelah menetas akan mengasuh anakannya 30-40 hari. Pada umur itu anakan mulai keluar dari sarangnya sedangkan induknya mulai bersiap untuk bertelur lagi.

Persiapan cara beternak parkit.

Sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk memulai cara beternak parkit.


Pemilihan Indukan Parkit

Perbedaan parkit dewasa dan parkit muda untuk cara beternak parkit

Parkit yang baik untuk dijadikan indukan adalah parkit dewasa yang sudah berumur 5 bulan. Untuk itu pemilihan calon indukan parkit haruslah dilakukan dengan cermat dengan memastikan umur calon indukan diatas 5 bulan. Parkit jantan yang siap untuk dijadikan indukan atau telah siap kawin biasanya memiliki cere yang sudah berwarna biru tua mengkilap. Ada baiknya menggabungkan parkit jantan dan parkit betina yang berbeda beda warna. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan warna bulu anakan yang lebih baik dan lebih bervariasi.Pilihlah parkit yang kelihatan sudah cocok dengan pasangannya karena akan lebih mudah untuk ditangkarkan


Pemilihan Kandang Untuk Indukan Parkit


Ditinjau dari segi tujuannya maka sangkar parkit dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu :
 1. Sangkar sistem Pasangan
2. Sangkar sistem beberapa pasangan
3. Sangkar sistem besar atau disebut voliere

 1. Sistem sangkar pasangan Sistem sangkar pasangan ini merupakan sistem yang dibilang banyak kelebihan dan kekurangan.Kelebihan dari sangkar ini adalah terjaganya kebersihan kandang serta makanan parkit.

 2.Sistem sangkar beberapa pasang Kandang seperti ini bisa dipakai untuk beberapa ekor pasang.Biasanya 2 pasang pada kandang ini sudah lumayan bagus.Kandangnya pun hanya ukuran 90x80cm.Kira kira ukuran beberapa cm tersebut sudah dapat untuk sangkar parkit yang anda miliki.  

3. Sistem Vilitere Nah inilah yang disebut sistem koloni.Parkit disini terdapat banyak pasang.Puluhan bahkan ratusan pasang parkit ada didalam sangkar ini.Kelebihan dari sistem ini adalah cepatnya berkembang biak sang burung dan kelemahannya adalah anda harus ekstra membersihkan kandang tersebut.Karena rawan jika salah satu parkit terserang penyakit. 

Dalam hal ini bukanlah suatu hal yang penting, asalkan perawatan burung optimal itu sudah cukup baik. Kandang tidak berpengaruh besar untuk keberhasilan beternak parkit. Tapi untuk pemula alangkah baiknya beternak parkit hanya satu pasang saja dalam satu kandang agar perawatannya lebih mudah dilakukan, setelah berhasil barulah bisa beralih kekandang yang lebih besar dimana terdapat beberapa pasang parkit dalam satu kandang.

Kesesuaian kandang juga berpengaruh terhadap adaptasi sang burung.Usahakan jauhkan dari tempat yang lembab.Dan usahakan kandang glodok yang diberikan tinggi dari tanah.Kurang lebih 2 meter.Sehingga jika nantinya parkit bertelur,suhu dalam kandang akan stabil dan telur cepat menetas.Sesuaikan besarnya kandang dengan jumlah pasangan agar tidak terlalu padat sehingga berakibat kurang baik bagi kesehatan burung termasuk merusak dari segi menikmatinya. ‘Rumah pribadi’ yang umumnya terbuat dari kayu randu berbentuk kotak menjadi syarat bagi setiap pasangan parkit.Selain itu,Persiapkan pula kandang parkit cadangan untuk hasil perkembangbiakan apabila pasangan burung sudah mulai produksi.

Menyediakan tempat bertelur



Setelah kandang sudah disediakan, selanjutnya hal yang perlu persiapkan selanjutnya adalah media tempat telur parkit. Untuk media tempat perteluran parkit boleh dilakukan dengan menggunakan serabut kelapa dan daun daun kering.


Makanan Dan Minuman



Makanan merupakan hal yang sangat perlu untuk diperhatikan oleh para peternak parkit. Makanan parkit haruslah mencukupi kebutuhan nutrisi dan gizi untuk menjaga kualitas indukan parkit dan juga kualitas anakan parkit.Makanan utama burung ini adalah millet atau juga bisa jewawut,otek,jagung muda,sayuran,beras merah.Jaga ketersedian pakan dan minum. Usahan dalam kondisi bersih terutama kandang.Suhu kandang harus normal, tidak panas saat siang hari, baiknya menggunakan atap tembus pandang dan dipasangi paranet pertanian.Buang makanan yang mulai busuk karena kelebihan dalam pemberian pakan terutama sayuran seperti tauge, jagung atau yang lainnya.


Berikut adalah tips mengenali ketika burung parkit peliharaan Anda sedang sakit:

  • Carilah setiap perubahan perilaku, seperti parkit menjadi lesu, lamban, masalah keseimbangan, perubahan vokal, ketidakmampuan untuk bertengger, atau selalu berdiri di dasar kandang (tidak bertengger).
  • Perhatikan jika burung parkit sering bersin, adanya cairan yang keluar dari mata atau hidung, perubahan warna mata, atau terjadi pembengkakan di sekitar mata.
  • Amati perubahan dalam kebiasaan makan, seperti kehilangan nafsu makan, makan berlebih, atau penurunan berat badan.
  • Perhatikan jika terdapat masalah pada bulu seperti perubahan warna atau bulu yang rontok diluar kebiasaan.
  • Perhatikan tanda-tanda lain seperti mengi, muntah, atau mulut terbuka saat parkit tertidur.Perhatikan pula jika kepala parkit tampak sering mengangguk-angguk. Semua hal tersebut bisa menjadi indikasi parkit sedang sakit.
  • Amati terjadinya perubahan pada kotoran yang meliputi perubahan warna dan konsistensi (kepadatan).Kotoran yang tidak seperti biasanya menunjukkan burung parkit sedang mengalami masalah kesehatan.
  • Perhatikan setiap perubahan fisik yang meliputi pendarahan, pembengkakan kaki atau sendi, dan benjolan pada tubuh
Semoga " Cara Beternak Parkit " Ini bermanfaat buat sahabat semuanya. jangan lupa like dan share ya , agar bermanfaat pula buat teman teman lainnya. Terima kasih. 
Salam PETERNAKAN MODERN

Baca juga tentang