Tuesday, 17 November 2015

MENGENAL MACAM JENIS BURUNG KENARI

Burung Kenari adalah salah satu jenis burung yang paling populer di indonesia, selain kicauanya yang unik ada beberapa hal lain yang membuat banyak orang mencintai jenis burung ini. Misalnya beberapa kenari mempunyai bentuk yang menggumkan seperti kenari yorkshire dengan bentuk tubuhnya yang gagah atau kenari gloster dengan jambulnya yang lucu dan masih banyak lagi keunikan kenari, peternak lokal pun tidak mau kalah dengan breeder luar, kita pun punya jenis kenari varietas buatan dalam negeri bisa dari persilangan antara kenari import dan lokal dan menciptakan varietas kenari baru, Oleh karena itu mari kita bahas bersama berbagai jenis kenari disini dari kenari lokal sampai kenari import.




Jenis Kenari Import

Kenari import itu terbagi menjadi 3 tipe varietas, yang pertama adalah (type canary), yang lebih menonjolkan fisik mereka dari pada hal lain. yang kedua adalah (song canary), jenis ini lebih menonjolkan kemampuan kenari dalam berbunyi seperti variasi suara mereka atau peternak lebih fokus menciptakan variasi suara baru. yang terakhir (color canary), varietas kenari jenis ini lebih fokus kepada kecantikan warna dari kenari itu sendiri.


Type Canary



  • Kenari Yorkshire

Kenari yorkshire adalah kenari yang paling di buru di indonesia, tidak salah karena kenari ini mempunyai bentuk fisik yang unik gagah dengan postur seperti bodyguard, kalo anda pernah melihat cowo kekar dengan dada bidang mungkin itu gambaran untuk kenari ini, harga kenari ini bisa di bilang fantastis untuk ukuran anakan aja kenari ini bisa di bandrol 4-6  juta. 

  • Kenari Gloster


Kenari yang satu ini banyak di cintai para pecinta burung karena bentuknya yang unik yaitu perutnya yang buncit dan jambulnya yang unik. Lihat saja gaya rambutnya yang khas ini. kenari gloster mempunyai 2 bentuk yaitu gloster corona / gloster berjambul dan gloster consort / gloster botak.


  • Kenari Border

Kenari yang banyak berada di dataran inggris dan skotlandia ini mempunyai tubuh yang buncit eksotik dengan beberapa dari mereka mempunyai warna pied antara kuning dan coklat, seperti tipe kenari lain kenari border pun mempunyai suara joss.


  • Kenari Norwich

Kenari norwich adalah kenari yang berasal dari dataran inggris tepatnya dikota norwich, begitu bangganya penduduk norwich sehingga kenari ini menjadi simbol club bola kebanggaan mereka.
( baca lengkap : kenari norwich ).


  • Kenari Lancashire  

Kenari ini juga varietas kenari berjambul, merupakan jenis kenari yang hampir punah.
Kenari jenis ini adalah salah satu burung kenari tertua yang sudah sangat langka ditemukan, beberapa kenari lancashire yang ditemukan banyak sudah tidak dalam bentuk aslinya dikarenakan kenari ini favorite para breeder dalam proses persilangan untuk mendapatkan varietas baru dengan badan yang besar.


  • Kenari Lizard

Jenis Kenari yang mempunyai corak bulu seperti kadal oleh karena itu mereka disebut kenari kadal, keunikan lain adalah kenari ini mempunyai 4 varian warna dan tipe bentuk kepala yang berbeda-beda.


  • Parisian Frilled


Kenari yang dikenal sebagai kenari nya orang paris karena memang berasal dari perancis, mempunyai bulu yang indah seperti bunga yang menyumbai dan mempunyai ekor yang panjang, seperti model dengan gaun khasnya. burung ini banyak disukai oleh pencinta kenari karena bulunya yang sangat indah dan unik.


  • Kenari German



Sesuai dengan namanya kenari yang berasal dari jerman ini adalah salah satu tipe kenari berjambul seperti sodara nya kenari gloster.


  • Kenari Stafford


Burung yang unik ini adalah persilangan antara kenari merah ( red factor canary ) dengan kenari gloster, bentuk burung ini gempal bulat seperti gloster dan mempunyai warna merah di seluruh tubuhnya sampai ke leher.


  • Fife Fancy


Salah satu kenari bertubuh mungil besarnya kira-kira hanya 11 cm dan kenari ini adalah penyayi yang ulung dimana mereka dapat menirukan beberapa karater suara burung lain, sayangnya mereka rentan sakit jadi diperlukan perawatan ekstra untuk merawat mereka.

Song Canary



  • Kenari Roller

Jenis kenari yang memang dikembangkan fokus kepada suaranya, kenari roller mempunyai variasi suara yang banyak, soft dan merdu. Kenari ini berasal dari jerman dengan pengembangnya pertama bernama hanz mountain.


  • Kenari Waterslager

Kenari waterslager adalah jenis kenari yang berasal dari tanah belgia, mempunyai 12 variasi suara yang dominan seperti suara air, anda pencinta suara kenari pasti akan kagum dengan kenari jenis ini.


  • Kenari American Singer

Ini adalah burung favorite penduduk di amerika serikat, salah satu song canary yang berasal dari amerika. Volume suara mereka lebih kencang dibandingkan kenari roller tetapi lebih soft dibandingkan kenari border, jadi burung ini mempunyai tingkat suara yang pas.

Color Canary


  • Red Factor Canary ( Kenari Merah )

Burung ini juga banyak diburu oleh pencinta kenari di indonesia dikarenakan warna kenari yang merah, kenari ini dikembangkan memang untuk mendapatkan warna yang menawan tetapi sayangnya di negeri kita banyak pedagang nakal yang menjual kenari merah palsu dengan berbagai cara karena harga kenari merah yang bisa dibilang tinggi. ( baca lengkap: kenari merah palsu banyak di pasaran )


Istilah Jenis Kenari Lokal ( f1, f2, f3, af, afs, loper )

Istilah F pada beberapa varietas kenari buatan dalam negri berarti Filial atau keturunan, kebanyakan dari kenari lokal yang di silangkan dengan kenari YS atau kenari Yorkshire jadi jika kenari yorkshire disilangkan dengan kenari lokal persilangan yang pertama disebut kenari f1 yokshire, yorkshire dipilih karena bentuk tubuhnya yang ideal dan suaranya yang lumayan berpower, tetapi istilah F ini bukan hanya di miliki oleh yorkshire tetapi juga oleh jenis kenari lainya seperti gloster, kenari merah dll. Jadi berikut ini adalah beberapa istilah jenis kenari lokal yang mungkin sudah familiar di telinga kenari mania semua.

Kenari F1 : Hasil Persilangan indukan antara kenari import ( biasanya yorkshire ) jantan dengan kenari lokal sebagai betinanya.
Kenari F2 : Persilangan antara kenari yorkshire jantan dengan kenari f1 sebagai betinanya.
Kenari F3 ;Persilangan antara kenari yorkshire jantan dengan kenari f2 sebagai betinanya.
Kenari AF : Hasil persilangan antara kenari f1 dengan kenari lokal.
Kenari AFS : Hasil persilangan antara kenari f1 dengan f1.
Kenari Loper : Kenari Loper adalah singkatan dari kenari lokal super ini adalah persilangan antara kenari AF dan kenari lokal

Saran Artikel :
Sekian artikel tentang MENGENAL MACAM JENIS BURUNG KENARI, semoga bermanfaat bagi para pecinta burung semua.

Saturday, 14 November 2015

CARA SUKSES USAHA TERNAK BURUNG KENARI


Burung kenari adalah burung yang mudah perawatanya untuk di pelihara. Banyak para pecinta burung yang memelihara jenis burung ini.
Meskipun burung kenari termasuk salah satu burung yang mudah untuk dikembangbiakan namun ternyata ada beberapa orang yang masih kesulitan dan belum mengetahui cara ternak kenari yang baik dan benar. Banyak fakto-faktor yang perlu anda ketahui sebelum anda memulai membudidayakan burung kenari, meskipun burung ini termasuk spesies yang mudah untuk dikembang biakan namun anda tidak bisa sembarangan dalam menjodohkan burung kenari.
Buat anda yang ingin belajar membudidayakan kenari baik untuk usaha sampingan, ataupun hanya sekedar menekuni hobi saja mungkin artikel tentang cara beternak burung kenari ini dapat memberi sedikit tips untuk anda.
Baiklah kalau begitu kita langsung saya ke topik utama yang akan saya bahas yaitu cara sukses ternak atau burung kenari untuk.



Sebelum memulai berternek kenari sebaikya anda harus memperhatikan faktor-faktor berkut diantaranya :
  • Usia burung kenari
Usia burung kenari menjadi salah satu faktor yang penting dalam memulai budidaya kenari. Pada umumya indukan yang sudah siap di kawinkan untuk kenari jantan berumur sekitar 8 bulan sedangkan untuk indukan burung kenari betina kira-kira berumur 6 bulan. Jadi anda harus tau kapan kenari siap untuk di kawinkan karena bila usia kenari terlalu muda untuk di kawinkan akan mempengaruhi kualitas anakan yang di hasilkan.
  • Jenis kelamin burung kenari
Dalam berternak kenari anda harus wajib mengenali jenis kelamin kenari. Mungkin untuk para master kenari sangat mudah membedakan kenari jantan dan betina tapi untuk seorang pemula saya yakin anda pasti akan kerepotan dalam hal ini.

Cara membedakan burung kenari jantan dan betina :

* Pada umur lima bulan atau lebih, biasanya kenari jantan warnanya lebih terang. pada bagian tertentu warnanya lebih tajam khususnya pada bagian dekat kepala. Pusat kepala pada burung kenari betina yang berwarna kuning akan menjadi sangat terang.

* Cara membedakan burung kenari bisa kita lihat dari bentuk kepala, untuk burung kenari yang jantan biasanya memiliki bentuk kepala yang pipih, sedangkan untuk burung kenari betina biasanya memiliki bentuk kepala yang bulat
* Apabila pada umur enam bulan belum ketahuan jenis kalaminnya ,kenari yang dicampur diantarabanyak kenari-kenari maka menari betina akan duduk lebih rendah lebih hal tersebut di karenakan struktur badannya. Dan juga biasanya kenari betina akan berkelahi dengan kenari jantan ketika ingin berkicau atau mempraktekan suaranya. Meskipun sang betina dalam kondisi tidak sedang dalam masa bertelur dan ini hanya sekedar ingin berkicau saja.

* Cara membedakan dari dubur burung kenari, biasanya burung kenari jantan memiliki tonjolan di bagian duburnya, dan burung kenari betina biasanya tidak memiliki tonjolan pada dubur burung tersebut.
  • Kandang atau sangkar untuk kenari

Sebaikya tempatkan sangkar burung kenari menempel di dinding hal ini bertujuan agar sangkar tidak goyang-goyang. Tempatkan sangkar di tempat yang teduh dan jauh dari keramaian agar saat kenari mengerami telurnya tidak merasa terganggu. Tempatkanlah sangkar di daerah yang aman dari gangguan semut atau pun serangga serta tempatkanlah burung kenari pada sangkar yang cukup luas dan tidak terlalu sempit.
  • Proses perjodohan kenari



Proses yang satu ini memang agak rumit dan sulit karena tidak semua kenari yang kita jodohkan akan berhasil. Jika anda merawat anak kenari dari kecil dan mempunyai jenis kelamin yang berbeda kemungkinan besar anakan kenari ini akan sangat mudah untuk di jodohkan. Tapi jika anda membeli burung kenari eceran atau misalnya anda sudah mempunyai burung kenari jantan di rumah dan membeli lagi burung kenari betina di pasar tentunya burung kenari tersebut tidak akan langsung bejodoh jadi anda harus menjodohkan dahulu dengan cara :
Tempatkan kenari jantan dan betina di sangkar yang berbeda dan kedua sangkar tersebut di letakan saling berdekatan. Biarkan proses perjodohan kenari ini berlangsung hingga beberapa hari sampai sang betina mengelepar leparkan sayapnya dan terus mendekati kenari jantan sementara si jantan juga akan merespon kenari betina.
Dengan adanya proses tersebut anda akan tau kesiapan kenari tersebut untuk kawin.
Lakukan hal tersebut setiap hari sampai terlihat tanda-tanda sang jantan bila di dekatkan dengan betina akan mengejar atau menabrak sangkar dengan kencang dan sang betina menggelepar-geleparkan sayapnya tanda minta kawin.
Biasanya pada saat sore hari atau menjelang tidur kenari jantan dan betina tidur saling berdekatan.
Cara ternak atau budidaya burung kenari selanjutnya adalah dengan menaruh sarang. Bila Burung kenari betina mulai menyusun dan merapikan sarang berarti sang betina ini sudah siap untuk bertelur.
    Saran Artikel :
    Demikian ulasan singkat dari saya mengenai Cara Sukses ternak burung kenari, terimakasih telah berkunjung di andri-wicaksono-farm.blogspot.co.id dan semoga artikel ini bermanfaat buat anda.

    Thursday, 12 November 2015

    CARA MEMBUAT PELET PAKAN AYAM PEDAGING

    Harga pakan ayam yang selalu mengalami kenaikan menjadi momok tersendiri bagi peternak ayam pedaging. Baik itu peternak ayam pedaging broiler maupun ayam kampung pedaging. Terang saja karena hampir sebagian besar biaya untuk pembesaran ayam ada pada komponen pakan. Jika diberikan pakan ayam dengan kualitas rendah, pertumbuhan ayam akan lambat dan bobot ayam tidak akan tercapai pada usia panen. Namun jika menggunakan pakan berkualitas harga pakan tidak bisa menutup untuk biaya operasional.
    Persolan inilah yang kerap menghantui para peternak ayam di berbagai pelosok negeri. Karena itu muncul pertanyaan mungkinkah membuat pakan ayam sendiri dengan biaya murah namun memiliki kandungan gizi yang cukup untuk pertumbuhan ayam.
    Nah tips berikut ini bisa anda coba untuk membuat pakan ayam pedaging sendiri, dengan bahan-bahan yang bisa didapatkan di sekitar anda. Untuk harga masing-masing bahan baku pakan ayam pedaging buatan sendiri bisa disurvey di lokasi masig-masing. Bisa jadi di sekitar anda tersedia bahan pakan ayam yang melimpah sehingga murah harganya.
    Pakan Ayam biasanya dibuat dalam berbagai bentuk yaitu pakan ayam dalam bentuk tepung, crumble (butiran pecah), dan pelet. Pakan Ayam pedaging biasanya terdiri atas jenis pakan starter dan pakan ayam pedaging finisher.
    1. Membuat Pakan Ayam Pedaging Starter
    Untuk membuat 100 kg pakan ayam pedaging starter , bahan-bahan yang diperlukan antara lain :
    Jagung 60 kg, bekatul 2 kg, tepung gaplek 2 kg, tepung ikan 13,5 kg, tepung darah 3 kg, kedelai 7 kg, bungkil kelapa 5 kg, tepung daun pepaya 2 kg, bungkil biji kapuk 1kg tepung bulu unggas 4 kg , premix 0,5 kg.
    2.Membuat Pakan Ayam Pedaging Finisher
    Bahan untuk membuat pakan ayam pedaging finisher 100 kg adalah :Jagung 50 kg, bekatul 7 kg, sorgum 10 kg, tepung gaplek 5 kg, tepung ikan 3 kg, tepung darah 3 kg, kedelai 9 kg, bungkil kelapa 5 kg, bungkil biji kapuk 0,5 kg, tepung daun pepaya 2,5 kg, tepung bulu ayam 2,5 kg, minyak kelapa 1 kg , premix 0,5 kg .

    Cara Pembuatan Pakan Ayam Berbentuk Tepung


    Pakan ayam pedaging buatan sendiri berbentuk tepung ini paling mudah pembuatannya. Semua bahan digiling jadi tepung lalu diaduk sampai rata dan siap disajikan. Namun pakan jenis ini tidak efektif karena ayam memiilih jenis pakan yang disukai, sehingga banyak nutrisi yang tidak di konsumsi, karena hanya dipilih sebagian.

    Cara Membuat Pakan Ayam Pedaging Bentuk Butiran Pecah


    Pakan Ayam pedaging berbentuk butiran pecah ini dibuat dengan cara, semua bahan di giling jadi tepung. Lalu diaduk hingga rata, setelah itu di kukus atau di uap dengan panas antara 80-900C. Kemudian pakan diaduk dalam ayakan yang berlubang sambil ditekan, sehinga butiran berjatuhan. Jemur butiran itu hingga kering. Siap disajikan. Pakan jenis ini cukup efisien tidak banyak nutrisi yang terbuang.

    Cara Membuat Pakan Ayam Pedaging Bentuk Pelet


    Untuk pembuatan pakan ayam pedaging berbentuk pelet hampir sama dengan cara membuat pakan pedaging berbentuk butiran pecah. Bedanya setelah penguapan dimasukkan dalam gilingan daging atau sambal, sehingga keluar bentuk memanjang. Kemudian di potong potong dan di jemur sampai kering. Siap di sajikan. Pakan jenis ini pun cukup efisien.
    Untuk menghindari pakan yang cepat rusak dan tengik karena udara yang lembab, sebaiknya pakan diberi bahan pengawet. Misalnya BHA (Butiylated hydroxy anisol), BHT (Butylated Hydroxy toluen), Gropyl Gallate, Oktyl Gallate, Tokoferol, Etoksikusin yang biasanya di kemas dengan nama Antrasin, Toksomiks, Antoks dan sebagainya. Pemberian sebaiknya tidak lebih dari 0,1% jumlah pakan.

    Sunday, 8 November 2015

    TIPS SUKSES PELUANG USAHA BUDIDAYA KODOK





    Berikut ini adalah serba-serbi budidaya ternak kodok dimulai dengan sejarah singkat ternak kodok, sentra  budidaya ternak kodok, jenis-jenis ternak kodok, manfaat ternak kodok, persyaratan lokasi budidaya ternak kodok,  pedoman teknis budidaya ternak kodok, hama dan penyakit ternak kodok dan lain-lain.

    1. SEJARAH SINGKAT

    Budidaya kodok telah dilakukan di beberapa negara, baik negara beriklim panas maupun beriklim 4 musim. Tercatat negara-negara Eropa yang telah membudidayakan kodok antara lain : Prancis, Belanda, Belgia, Albania, Rumania, Jerman Barat, Inggris, Denmark dan Yunani, Amerika Serikat dan Meksiko. Sedangkan di Asia, Cina, Bangladesh, Indonesia, Turki, India dan Hongkong yang telah membudidayakan kodok.
    Sejarah kodok tidak diketahui asalnya, karena hampir ditemukan di mana-mana, karena kemampuannya untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitarnya. Kodok yang banyak dibudidayakan di Indonesia (Rana catesbeiana ) berasal dari Taiwan, kendati kodok itu semula berasal dari Amerika Selatan.
    2. SENTRA PERIKANAN
    Mulanya uji coba budidaya kodok dilakukan di Klaten (Balai bibit ikan), yang kemudian meluas ke Jawa tengah. Di Jawa Barat pembudidayaan kodok banyak ditemui di daerah pesisir Utara, disamping membudidayakan kodok masyarakat pesisir Utara juga menangkap dari alam. Kemudian di Sumatera Barat dan Bali juga merupakan sentra pembudidayaan kodok.
    3. JENIS













    Rana Macrodon (kodok hijau), yang berwarna hijau dan dihiasi totol-totol coklat kehijauan dan tumbuh mencapai 15 cm.Kodok tergolong dalam ordo Anura, yaitu golongan amfibi tanpa ekor. Pada ordo Anura terdapat lebih dari 250 genus yang terdiri dari 2600 spesies. Terdapat 4 jenis kodok asli Indonesia yang di konsumsi oleh masyarakat kita yaitu:
    1. Rana Cancrivora (kodok sawah ), hidup di sawah-sawah dan badannyadapat mencapai 10 cm, badan berbercak coklat dibadannya.
    2. Rana Limnocharis (kodok rawa), mempunyai daging yang rasanya paling enak, ukurannya hanya 8 cm.
    3. Rana Musholini (kodok batu/raksasa). Hanya terdapat di Sumatera, terutama Sumatera Barat. mencapai berat 1.5 kg. Dan panjang mencapai 22 cm.
    4. MANFAAT
    Daging kodok adalah sumber protein hewani yang tinggi kandungan gizinya. Limbah kodok yang tidak dipakai sebagai bahan makanan manusia dapat dipakai untuk ransum binatang ternak, seperti itik dan ayam. Kulit kodok yang telah terlepas dari badannya bisa diproses menjadi kerupuk kulit kodok. Kepala kodok yang sudah terpisah dapat diambil kelenjar hipofisanya dan dimanfaatkan untuk merangsang kodok dalam pembuahan buatan. Daging kodok dipercaya dapat menyembuhkan beberapa penyakit.
    5. PERSYARATAN LOKASI
    1. Ketinggian lokasi yang ideal untuk budidaya kodok adalah 1600 dpl.
    2. Tanah tidak terlalu miring namun dan tidak terlalu datar, kemiringan ideal 1-5%, artinya dalam jarak 100 m jarak kemiringan antara ujung-ujungnya 1-5
      m.
    3. Air yang jernih atau sedikit tercampur lumpur tersedia sepanjang masa. Air yang jernih akan memperlancar proses penetasan telur.
    4. Kodok bisa hidup di air yang bersuhu 2–35 drajat C. Suhu saat penetasan telur ialah anata 24–27 derajat C, dengan kelembaban 60–65%.
    5. Air mengandung oksigen sekitar 5-6 ppm, atau minimum 3 ppm. Karbondioksida terlarut tidak lebih dari 25 ppm.
    6. Dekat dengan sumber air dan diusahakan air bisa masuk dan keluar dengan lancar dan bebas dari kekeringan dan kebanjiran.
    6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
    1. Persiapan Sarana dan Peralatan
      1. Kolam
        Dalam proses pembuatan kolam, tidak boleh hanya menggali atau menimbun saja melainkan harus menggabungkan keduanya sehingga akan mendapatkan bentuk dan konstruksi kolam yang ideal. Untuk memasukkan air ke dalam kolam diperlukan saluran yang konstruksinya dibuat dari pasangan bata merah atau batako yang diperkuat dengan semen dan pasir. Bentuk dari saluran ini biasanya trapesium terbalik dan pada beberapa tempat pemasukan air ke kolam dibuat kobakan kecil untuk menjebak air agar mudah masuk kedalam kolam-kolam. Kolam yang diperlukan antara lain: kolam perawatan kodok, kolam penampungan induk sebelum dikawinkan, kolam pemijahan, kolam penetasan, kolam perawatan kecebong, kolam pembesaran percil dan kolam pembesaran kodok remaja. Kebutuhan kolam ini masih ditambah dengan kolam pemeliharaan calon induk.
        1. Kolam Perawatan Kodok
          Luasnya 15 meter persegi dengan ukuran 3 x 5 m, yang terdiri dari dinding tembok 0,40 m dan dinding kawat plastik setinggi 1 m, lantainya terbuat dari semen dan bata yang terdiri dari 2/3 bagian kolam terisi air setinggi 10-15 cm dan 1/3 bagian kering.
        2. Kolam Pemijahan.
          Kolam dibuat dari semen dan diatasnya dinding kawat plastik. Kedalaman air di kolam ini sekitar 0,30–0,40 m dan ditengahnya dibuatkan daratan. Padat pemeliharaan 15 ekor setiap meter perseginya, dengan perbandingan tiga betina dan satu jantan. Supaya lebih nyaman, sebaiknya lantai daratan tengah tidak berlumpur, dan kolam ditanami enceng gondok. sediakan makanan berupa ikan kecil, ketam dan bekicot Masa kawin ditandai dengan suara merdu. Tak lama kemudian, telur mereka mengambang di air kolam dan segera dipindahkan ke kolam penetasan.
        3. Kolam Penetasan
          Kolam penetasan dibuat beberapa buah, dari tembok dengan air sedalam 30 cm dan air mengalir atau diberi aerasi yang luas. Luas kolam seluruhnya 10 m² .
        4. Kolam Kecebong
          Terdiri dari beberapa kolam yang masing-masing luasnya berkisar anta 5 m² – 6 m² , dengan dasar lantai terbuat dari semen.
        5. Kolam Kodok Muda
          Di kolam ini kodok yang dipelihara berumur kurang dari 2 bulan. Dibuat beberapa buah dengan masing-masing luasnya 15 m², dengan dinding tembok dan kawat. Lantai miring dengan daerah air 1/3 bagian dengan kedalaman 15–35 Cm.
        6. Kolam Kodok Dewasa.
          Pada kolam ini kodok sudah berusia antara 2–6 bulan. Kolam yang diperlukan terdiri dari 2, dengan masing masing luas kira–kira 20 m² ,
          dengan konstruksi dasar dan dinidng tembok dan kawat. Kedalaman air yang diperlukan antara 30–40 Cm.
      2. Mempersiapkan Kolam Produksi
        Bila lantai dasar kolam terbuat dari tanah, dasar kolam diolah dan dicangkul-cangkul dan ditebari pupuk sampai dianggap siap huni. Kolam dibiarkan dulu tidak terpakai selama sebulan. Selama itu kolam dimasukkan air, didiamkan dan dikeluarkan berulang-ulang. Persiapkan alat-alat untuk membuat hujan buatan, baik dari drum bekas maupun dengan menggunakan springkel karena untuk proses perkawinan kodok biasanya terjadi pada masa
        penghujan. Sebaiknya kolam ditanami teratai, eceng gondok, genjer dan ganggang yang berfungsi untuk tempat biang kodok bercumbu rayu dan menempelkan telurnya serta meningkatkan kualitas air kolam dan mempertinggi kandungan oksigen.
    2. Pembibitan
      Untuk pembudidayaan kodok yang banyak dicari adalah dari jenis kodok banteng Amerika (Bull frog), diamping rasanya enak juga beratnya bisa sampai 1,5 kg. Bisa juga jenis kodok batu dari Sumatera Barat yang sampai saat ini belum dibudidayakan secara optimal, karena masyarakat masih mengambilnya
      dari alam. Adapun syarat ternak yang baik adalah bibit dipilih yang sehat dan matang kelamin. Sehat, tidak cacat, kaki tidak bengkok dan normal kedudukannya, serta gaya berenang seimbang. Pastikan kaki kodok tidak mengidap penyakit kaki merah ( red legs ).
      1. Pemilihan Bibit dan Calon Induk
        Pilihlah kodok yang sehat dan berukuran besar. Disamping itu perhatikan juga tanda-tanda kelamin sekundernya. Pisahkan induk berdasarkan jenis
        kelaminnya. Pemisahan dilakukan sekitar 1–2 hari dimaksudkan untuk lebih merangsang nafsu diantara mereka apabila saatnya mereka dipertemukan. Untuk induk-induk yang hendak dikawinkan sebaiknya diberikan makanan cincangan daging bekicot yang masih segar dan makanan buatan lainnya.
      2. Perawatan Bibit dan Calon Induk
        Induk jantan dan betina berumur 4 bulan disuntik perangsang pertumbuhan Gonadotropin intramuskular dengan dosis 200-250 IU/ekor/bulan.
      3. Sistem Pemijahan
        1. Secara Alami
          Induk jantan dan betina yang telah dipisah selama 1-2 hari disatukan di kolam pemijahan. Ikan liar dapat mengganggu hasil pemijahan. Perhatikan agar telur kodok tidak ikut terbuang air pembuangan. Di sore atau pagi hari pada saat suhu mulai menurun, barulah kita perlu membantu kelancaran proses pemijahan, yaitu dengan membuat hujan buatan.
        2. Sistem Hipofisasi
          Cara mutakhir untuk memijahkan kodok adalah dengan cara sistem kawin suntik menggunakan ekstrak kelenjar hipofisa untuk merangsang kodok agar kawin sesuai waktu yang kita inginkan. Dengan sistem ini kita bisa mengintensifkan pembenihan, mengurangi kematian, merawat telur-telur kodok yang telah dibuahi dalam tempat tersendiri, memberi jaminan bahwa telur-telur akan terbuahi oleh sperma seluruhnya dan tidak
          memerlukan hujan buatan. Penyuntikan pada tubuh betina lazimnya pada punggung, rongga perut dan bagian kepala. cara penyuntikan pada rongga perut banyak dipilih.
      4. Reproduksi dan Perkawinan
        Kodok yang hendak disuntik ditampung pada akuarium yang diberi sedikit air dan ditutup dengan kawat kasa untuk memudahkan penangkapan. kodok-kodok tersebut telah cukup umur dan dalam keadaan matang telur. Saat penyuntikan kodok dibalut dengan kain hapa agar tidak meronta.
        Kodok yang telah disuntik kemudian dilepas dalam akuarium lain dan dipantau setiap jam. Setelah 12 jam, kodok tadi disuntik kembali agar mereka mampu bertelur seluruhnya. Setelah yang betina 2 kali disuntik dan menunjukkan akan bertelur, maka kita mempersiapkan testis dari induk jantan. Sperma dikeluarkan dari testis dengan cara memotongnya dengan jarum kecil yang tajam dan dimasukkan ke cawan petri yang sudah diisi dengan air kolam yang bersih. Setelah air dalam cawan menjadi keruh dan testis sudah kosong, maka cairan testis dibiarkan selama 10 menit dalam suhu ruangan. Jika sperma aktif (dapat kita lihat dibawah mikroskop), maka kodok betina bertelur diurut perutnya agar telurnya keluar. Telur diusahakan jatuh di atas cairan sperma, lalu digoyang-goyangkan dan biarkan selama beberapa menit. Telur yang mengalami pembuahan akan mengalami rotasi.
        Telur kemudian ditetaskan dan airnya diganti setiap hari dengan menjaga suhu pada kisaran 24-27 derajat C dan pH air juga diamati. Pada sistem secara alamiah, digunakan hujan buatan untuk merangsang proses perkawinan kodok, sebagaimana dijelaskan diatas.
    3. Pemeliharaan
      Pemeliharaan dilakukan pada setiap tahap pertumbuhan kodok, Pertumbuhan dan kesehatan kodok terrgantung pada makanan dan kecocokan tempat tinggalnya. Kodok diberi makan 1 kali sehari, air di kolam diganti dan dibersihkan seminggu sekali.
      1. Sanitasi dan Tindakan Preventif
        Telur yang sudah dibuahi, dipindahkan pada kolam penetasan. Kolam dibersihkan dari hama dan kotoran sebelum digunakan. Telur harus dipisahkan dari induknya sehingga telur tidak terganggu proses penetasannya dan tidak dimakan oleh induknya. Memindahkan telur jangan sampai pecah sarangnya atau lendirnya. Telur-telur akan menetas setelah 48–72 jam pada suhu air 24–27 derajat C. Bila sudah menetas dipelihara pada kolam yang sama selama 10 hari.
      2. Perawatan Ternak
        Kodok muda yang telah mengalami metamorphose ditempatkan pada kolam permanen. Pemasukan dan pengeluaran air harus diberi penyaring untuk menghindari hama dan mencegah kodok lepas ke peraiaran umum. Padat penebaran 50-100 ekor/m² . Bila kita memelihara jenis kodok banteng yang tidak suka makanan yang tidak bergerak, makanan harus diletakkan dibawah aliran air/pancuran. Setelah berumur 3 bulan, kodok diseleksi berdasarkan kaki belakang, kulit dan ukuran badannya. Jumlah yang di seleksi 20% dari total dan dipindahkan ke kolam calon induk, sedangkan sisanya tetap dipelihara sampai masa panen pada umur 4-5 bulan. Kodok dewasa (matang gonada) untuk bibit unggul, baik jantan maupun betina di suntik dengan kelenjar hiphopisa kodok sebanyak 1 dosis. Penyuntikan dilakukan 1 bulan sekali (bila memakai sistem hiphopisa) dan padat tanam sebanyak 20-25 ekor/m² .
      3. Pemberian Pakan
        Terdapat berbagai macam makanan yang dapat diberikan untuk kodok di kolam pembesaran persil maupun di kolam pembesaran kodok remaja. Makanan percil sampai kodok dewasa berupa cincangan daging bekicot, cincangan daging ikan, ulat, belatung, serangga, mie, bakso dan berbagai benih ikan serta ketam-ketaman kecil dan lainnya. Dapat juga diberikan makanan buatan, dengan meramu makanan buatan kita bisa menyusun sesuai dengan tingkat umur kodok, yang terkadang sulit dilakukan apabila kita memberinya makanan yang langsung didapat dari alam. Dengan demikian maka problem yang sering dialami seperti ukuran makanan lebih besar dari lebar bukaan mulut kodok tidak perlu terjadi lagi.
    7. HAMA DAN PENYAKIT
    1. Penyakit, Hama dan Penyebabnya
      Penyakit kodok umumnya disebabkan oleh serangan jamur dan bakteri. Paha kaki berwarna merah, luka dan kulit melepuh adalah penyakit yang menyerang kodok yang berumur 1-2 bulan, menular dan menyerang sistem saraf, sehingga akan mati dalam beberapa jam.
    2. Pencegahan Serangan Penyakit dan Hama
      Bakteri bisa menyerang kecebong, gejalanya ekor luka dan berwarna putih. Penanggulangannya dengan memisahkan kecebong yang terserang, kolam dibersihkan dengan PK, dosis 0,05 gram/ liter 15 hari sekali, jangan memberikan makanan yang kandungan proteinnya melebihi dosis 10–15% karena perut kodok akan menjadi kembung.Pengobatan dengan antibiotika streptomisin/tetrasiklin, obat luar dengan penggunaan betadine, atau direndam dalam NaCl 0,15 gram/liter air selama 30 menit, diulang sampai 4 kali.
    3. Pemberian Vaksinasi dan Obat
      Pengobatan kaki merah dan bisul pada kodok, dengan memandikan kodok dalam larutan Nifurene 50–100 gram/m² air, atau dengan suntikan teramisin 25 mg/kg, atau streptomycin 20 mg/kg berat kodok. Penyakit dubur keluar diobati dengan cara pisahkan dan istirahatkan 2–3 hari dan tidak diberi makan. Penyakit lainnya adalah dubur keluar (ambaien) pada percil (kodok muda). Untuk mengatasinya, populasi tidak boleh terlalu padat dan kolam harus bersih dan pemberian kadar kalori dalam makanan tidak boleh melebihi dosis 3400 cl/kg makanan.
    8. PANEN
    1. Hasil Utama
      Hasil utama yang dihasilkan adalah dagingnya
    2. Hasil Tambahan
      Sedangkan hasil tambahan yang dapat diperoleh adalah dengan mengolah limbah hasil pemotongan untuk dijadikan silase; dengan penambahan propionat dan asam formiat dengan jalan digiling bersama sama maka makanan untuk ternak ini tahan hingga 2 bulan pada suhu sedang. Hasil sampingan lainnya adalah dengan dijadikan tepung, dimana kandungan mineral dan proteinnya masih cukup tinggi untuk dijadikan bahan tambahan pakan ternak. Kodok yang tidak dijual/afkir dapat diambil hiphofisanya untuk proses pemijahan berikutnya.
    3. Penangkapan
      Sebelum disiangi, biasanya kodok-kodok tersebut ditempatkan pada penampungan. Tempat penampungan kodok bisa berupa kotak kayu atau bak semen yang drainasenya lancar.
    9. PASCAPANEN
    Proses penanganan pasca panen juga sangatlah mudah. Untuk menjaga agar kodok tetap hidup dan segar, maka kita bisa menggunakan karung goni atau tas kain yang dibasahi. Pengangkutan paling aman dilakukan pada pagi hari atau sore hari. Apabila pengangkutan dilakukan untuk jarak jauh maka perlu dibuatkan kotak kayu yang didesain secara khusus, dan kapasitasnya disesuaikan dengan besarnya kotak kayu tersebut.
    10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
    10.1 Analisis Usaha Budidaya
    Gambaran analisis ekonomi usaha budidaya kodok lembu (rana catesbeiana), untuk memperkirakan keuntungan yang akan diperoleh dan untuk menghindari pos-pos yang tidak penting. Adapun usaha pembenihan kodok skala kecil 200 m² dengan anggapan sebagai berikut:
    1. Luas Tanah : 200 m²
    2. Luas Kolam : 125 m²
      • kolam penyimpanan induk: 9 m²
      • kolam induk jantan: 3m²
      • kolam induk betina: 3 m²
      • kolam pemijahan/perkawinan: 9 m²
      • kolam penetasan: 8 m²
      • kolam kecebong: 21 m²
      • kolam percil: 20 m²
      • kolam kodok dewasa: 30 m²
      • saluran air dan lainnya: 22 m²
    3. Jumlah Induk.
      • induk betina: 6 ekor, jantan: 4 ekor
      • induk yang dikawinkan: 3 betina 2 jantanr
      • telur yang dihasilkan sebanyak + 30,000 butir/pemijahan.
    4. Lama pemeliharaan: 5 bulan
    5. Frekuensi pemijahan: 3 kali / setahun
    6. Jenis makanan yang diberikan : cacing, belatung, anak ikan, cincangan bekicot, tepung dengan kadar protein + 35 %.
    Sedangkan perkiraan analisis usaha ekonomi budidaya kodok sebagai berikut:
    1. Modal investasi
      1. pembangunan kolam/kandang 125 m² Rp. 2.500.000,-
      2. alat-alat dan induk Rp. 500.000,-
    2. Modal kerja ( operasional )
      1. Biaya tetap
        • penyusutan bangunan ( 8 % ) Rp. 200.000,-
        • penyusutan peralatan ( 20 %) Rp. 100.000,-
        • bunga modal ( 18 %) Rp. 540.000,-
        • upah ( 1 orang setahun ) Rp. 360.000,-
      2. Biaya variabel
        • pakan kodok 4.500 kg @ Rp. 250,- Rp. 1.125.000,-
        • pakan kecebong 200 kg 2 Rp. 400,- Rp. 80.000,-
        • perbaikan kandang ( 5% ) Rp. 150.000,-
        • sewa tanah Rp. 35.000,-
        • administrasi dan pemasaran Rp. 200.000,-
        • lain-lain Rp. 292.500,-
          Jumlah modal yang dibutuhkan Rp. 6.082.500,-
    3. Penjualan
      1. Produksi percil 45.000 ekor * @ Rp. 100 Rp. 4.500.000,-
      2. Produksi kodok niaga** 2 x 1.500 @ Rp. 300 Rp. 900.000,-
        Jumlah pemasukan Rp. 5.400.000,-
    4. Biaya Operasional
      1. Biaya tetap Rp. 1.200.000,-
      2. Biaya variabel Rp. 1.882.500,-
        Jumlah biaya operasional Rp. 3.082.500,-
    5. Pendapatan bersih sebelum pajak Rp. 2.317.500,-
    6. Pajak 15 % Rp. 347.625,-
    7. Pendapatan bersih Rp. 1.969.875,-
    8. P V = 0,61
    9. Break event point ( B.E.P ) Rp. 1.843.317,90
    10. BC = 1,75
    11. Waktu pengembalian kredit ( PPC ) = 1.5 tahun
    Sumber: Balai Penelitian Perikanan Air Tawar ( Balitkanwar ) Bogor, ( Jl. Sempur No 1. Bogor )
    Keterangan:
    • Produksi percil dihitung hanya yang hidup, sekitar 55% dari 3 kali pemijahan. Mortalitas sekitar 45%.
    • Diantara percil yang hidup, kurang lebih 1.500 ekor dibesarkan menjadi kodok niaga. Selama setahun produksi kodok niaga bisa dipanen 2 kali.
    10.2. Gambaran Peluang Agribisnis
    Kodok merupakan komoditi ekspor nonmigas yang cukup potensial. Sejak tahun 1969 Indonesia telah mengeskpor paha kodok ke berbagai negar. Bahkan Indonesia sebagai negara pengekspor paha kodok terbesar ketiga setelah India dan Bangladesh. Kini semakin langkanya kodok di alam akibat pemburuan besar-besaran sehingga semakin berkurangnya persediaan akan daging kodok. Hal ini menuntut diadakannya budidaya kodok secara intensif untuk menghasilkan daging kodok yang masih menjadi budidaya ekspor yang dapat memberikan keuntungan.
    11. DAFTAR PUSTAKA
    1. Susanto, Heru, Budidaya Kodok Unggul, Penebar Swadaya, jakarta 1998,126 hal
    2. Membudidayakan Katak Hijau di Pekarangan, Sinar Tani, 23 Juni 1993
    3. Budidaya Kodok Lembu, Dinas Perikanan Propinsi DT I Jawa Barat,1990
    4. Pengganggu Kodok Lembu, Tumbuh, Oktober 1992.
    5. Triwibowo,R,drh, Teknik Pemijahan Ternak Kodok, Trubus, 10 oktober 1993.
    6. Budidaya Kodok Unggul, Trubus, Oktober 1989.
    7. Limbah Kodok Alternatif Tepung Ikan, Surabaya Post, 6 Juli 1993.
    8. Tepung Kodok Pakan Ternak Berprotein Tinggi, Agrobis, 8 Nopember 1993
    12. KONTAK HUBUNGAN
    1. Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
    2. Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek, Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.Thamrin No. 8, Jakarta 10340, Indonesia, Tel. +62 21 316 9166~69, Fax. +62 21 310 1952, Situs Web: http://www.ristek.go.id
    Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas
    1. SEJARAH SINGKAT
    Budidaya kodok telah dilakukan di beberapa negara, baik negara beriklim panas maupun beriklim 4 musim. Tercatat negara-negara Eropa yang telah membudidayakan kodok antara lain : Prancis, Belanda, Belgia, Albania, Rumania, Jerman Barat, Inggris, Denmark dan Yunani, Amerika Serikat dan Meksiko. Sedangkan di Asia, Cina, Bangladesh, Indonesia, Turki, India dan Hongkong yang telah membudidayakan kodok.
    Sejarah kodok tidak diketahui asalnya, karena hampir ditemukan di mana-mana, karena kemampuannya untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitarnya. Kodok yang banyak dibudidayakan di Indonesia (Rana catesbeiana ) berasal dari Taiwan, kendati kodok itu semula berasal dari Amerika Selatan.
    2. SENTRA PERIKANAN
    Mulanya uji coba budidaya kodok dilakukan di Klaten (Balai bibit ikan), yang kemudian meluas ke Jawa tengah. Di Jawa Barat pembudidayaan kodok banyak ditemui di daerah pesisir Utara, disamping membudidayakan kodok masyarakat pesisir Utara juga menangkap dari alam. Kemudian di Sumatera Barat dan Bali juga merupakan sentra pembudidayaan kodok.
    3. JENIS


    Rana Macrodon (kodok hijau), yang berwarna hijau dan dihiasi totol-totol coklat kehijauan dan tumbuh mencapai 15 cm.Kodok tergolong dalam ordo Anura, yaitu golongan amfibi tanpa ekor. Pada ordo Anura terdapat lebih dari 250 genus yang terdiri dari 2600 spesies. Terdapat 4 jenis kodok asli Indonesia yang di konsumsi oleh masyarakat kita yaitu:
    1. Rana Cancrivora (kodok sawah ), hidup di sawah-sawah dan badannyadapat mencapai 10 cm, badan berbercak coklat dibadannya.
    2. Rana Limnocharis (kodok rawa), mempunyai daging yang rasanya paling enak, ukurannya hanya 8 cm.
    3. Rana Musholini (kodok batu/raksasa). Hanya terdapat di Sumatera, terutama Sumatera Barat. mencapai berat 1.5 kg. Dan panjang mencapai 22 cm.
    4. MANFAAT
    Daging kodok adalah sumber protein hewani yang tinggi kandungan gizinya. Limbah kodok yang tidak dipakai sebagai bahan makanan manusia dapat dipakai untuk ransum binatang ternak, seperti itik dan ayam. Kulit kodok yang telah terlepas dari badannya bisa diproses menjadi kerupuk kulit kodok. Kepala kodok yang sudah terpisah dapat diambil kelenjar hipofisanya dan dimanfaatkan untuk merangsang kodok dalam pembuahan buatan. Daging kodok dipercaya dapat menyembuhkan beberapa penyakit.
    5. PERSYARATAN LOKASI
    1. Ketinggian lokasi yang ideal untuk budidaya kodok adalah 1600 dpl.
    2. Tanah tidak terlalu miring namun dan tidak terlalu datar, kemiringan ideal 1-5%, artinya dalam jarak 100 m jarak kemiringan antara ujung-ujungnya 1-5
      m.
    3. Air yang jernih atau sedikit tercampur lumpur tersedia sepanjang masa. Air yang jernih akan memperlancar proses penetasan telur.
    4. Kodok bisa hidup di air yang bersuhu 2–35 drajat C. Suhu saat penetasan telur ialah anata 24–27 derajat C, dengan kelembaban 60–65%.
    5. Air mengandung oksigen sekitar 5-6 ppm, atau minimum 3 ppm. Karbondioksida terlarut tidak lebih dari 25 ppm.
    6. Dekat dengan sumber air dan diusahakan air bisa masuk dan keluar dengan lancar dan bebas dari kekeringan dan kebanjiran.
    6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
    1. Persiapan Sarana dan Peralatan
      1. Kolam
        Dalam proses pembuatan kolam, tidak boleh hanya menggali atau menimbun saja melainkan harus menggabungkan keduanya sehingga akan mendapatkan bentuk dan konstruksi kolam yang ideal. Untuk memasukkan air ke dalam kolam diperlukan saluran yang konstruksinya dibuat dari pasangan bata merah atau batako yang diperkuat dengan semen dan pasir. Bentuk dari saluran ini biasanya trapesium terbalik dan pada beberapa tempat pemasukan air ke kolam dibuat kobakan kecil untuk menjebak air agar mudah masuk kedalam kolam-kolam. Kolam yang diperlukan antara lain: kolam perawatan kodok, kolam penampungan induk sebelum dikawinkan, kolam pemijahan, kolam penetasan, kolam perawatan kecebong, kolam pembesaran percil dan kolam pembesaran kodok remaja. Kebutuhan kolam ini masih ditambah dengan kolam pemeliharaan calon induk.
    1. Kolam Perawatan Kodok
      Luasnya 15 meter persegi dengan ukuran 3 x 5 m, yang terdiri dari dinding tembok 0,40 m dan dinding kawat plastik setinggi 1 m, lantainya terbuat dari semen dan bata yang terdiri dari 2/3 bagian kolam terisi air setinggi 10-15 cm dan 1/3 bagian kering.
    2. Kolam Pemijahan.
      Kolam dibuat dari semen dan diatasnya dinding kawat plastik. Kedalaman air di kolam ini sekitar 0,30–0,40 m dan ditengahnya dibuatkan daratan. Padat pemeliharaan 15 ekor setiap meter perseginya, dengan perbandingan tiga betina dan satu jantan. Supaya lebih nyaman, sebaiknya lantai daratan tengah tidak berlumpur, dan kolam ditanami enceng gondok. sediakan makanan berupa ikan kecil, ketam dan bekicot Masa kawin ditandai dengan suara merdu. Tak lama kemudian, telur mereka mengambang di air kolam dan segera dipindahkan ke kolam penetasan.
    3. Kolam Penetasan
      Kolam penetasan dibuat beberapa buah, dari tembok dengan air sedalam 30 cm dan air mengalir atau diberi aerasi yang luas. Luas kolam seluruhnya 10 m² .
    4. Kolam Kecebong
      Terdiri dari beberapa kolam yang masing-masing luasnya berkisar anta 5 m² – 6 m² , dengan dasar lantai terbuat dari semen.
    5. Kolam Kodok Muda
      Di kolam ini kodok yang dipelihara berumur kurang dari 2 bulan. Dibuat beberapa buah dengan masing-masing luasnya 15 m², dengan dinding tembok dan kawat. Lantai miring dengan daerah air 1/3 bagian dengan kedalaman 15–35 Cm.
    6. Kolam Kodok Dewasa.
      Pada kolam ini kodok sudah berusia antara 2–6 bulan. Kolam yang diperlukan terdiri dari 2, dengan masing masing luas kira–kira 20 m² ,
      dengan konstruksi dasar dan dinidng tembok dan kawat. Kedalaman air yang diperlukan antara 30–40 Cm.
    • Mempersiapkan Kolam Produksi
      Bila lantai dasar kolam terbuat dari tanah, dasar kolam diolah dan dicangkul-cangkul dan ditebari pupuk sampai dianggap siap huni. Kolam dibiarkan dulu tidak terpakai selama sebulan. Selama itu kolam dimasukkan air, didiamkan dan dikeluarkan berulang-ulang. Persiapkan alat-alat untuk membuat hujan buatan, baik dari drum bekas maupun dengan menggunakan springkel karena untuk proses perkawinan kodok biasanya terjadi pada masa
      penghujan. Sebaiknya kolam ditanami teratai, eceng gondok, genjer dan ganggang yang berfungsi untuk tempat biang kodok bercumbu rayu dan menempelkan telurnya serta meningkatkan kualitas air kolam dan mempertinggi kandungan oksigen.
    • Pembibitan
      Untuk pembudidayaan kodok yang banyak dicari adalah dari jenis kodok banteng Amerika (Bull frog), diamping rasanya enak juga beratnya bisa sampai 1,5 kg. Bisa juga jenis kodok batu dari Sumatera Barat yang sampai saat ini belum dibudidayakan secara optimal, karena masyarakat masih mengambilnya
      dari alam. Adapun syarat ternak yang baik adalah bibit dipilih yang sehat dan matang kelamin. Sehat, tidak cacat, kaki tidak bengkok dan normal kedudukannya, serta gaya berenang seimbang. Pastikan kaki kodok tidak mengidap penyakit kaki merah ( red legs ).
      1. Pemilihan Bibit dan Calon Induk
        Pilihlah kodok yang sehat dan berukuran besar. Disamping itu perhatikan juga tanda-tanda kelamin sekundernya. Pisahkan induk berdasarkan jenis
        kelaminnya. Pemisahan dilakukan sekitar 1–2 hari dimaksudkan untuk lebih merangsang nafsu diantara mereka apabila saatnya mereka dipertemukan. Untuk induk-induk yang hendak dikawinkan sebaiknya diberikan makanan cincangan daging bekicot yang masih segar dan makanan buatan lainnya.
      2. Perawatan Bibit dan Calon Induk
        Induk jantan dan betina berumur 4 bulan disuntik perangsang pertumbuhan Gonadotropin intramuskular dengan dosis 200-250 IU/ekor/bulan.
      3. Sistem Pemijahan
        1. Secara Alami
          Induk jantan dan betina yang telah dipisah selama 1-2 hari disatukan di kolam pemijahan. Ikan liar dapat mengganggu hasil pemijahan. Perhatikan agar telur kodok tidak ikut terbuang air pembuangan. Di sore atau pagi hari pada saat suhu mulai menurun, barulah kita perlu membantu kelancaran proses pemijahan, yaitu dengan membuat hujan buatan.
        2. Sistem Hipofisasi
          Cara mutakhir untuk memijahkan kodok adalah dengan cara sistem kawin suntik menggunakan ekstrak kelenjar hipofisa untuk merangsang kodok agar kawin sesuai waktu yang kita inginkan. Dengan sistem ini kita bisa mengintensifkan pembenihan, mengurangi kematian, merawat telur-telur kodok yang telah dibuahi dalam tempat tersendiri, memberi jaminan bahwa telur-telur akan terbuahi oleh sperma seluruhnya dan tidak
          memerlukan hujan buatan. Penyuntikan pada tubuh betina lazimnya pada punggung, rongga perut dan bagian kepala. cara penyuntikan pada rongga perut banyak dipilih.
      4. Reproduksi dan Perkawinan
        Kodok yang hendak disuntik ditampung pada akuarium yang diberi sedikit air dan ditutup dengan kawat kasa untuk memudahkan penangkapan. kodok-kodok tersebut telah cukup umur dan dalam keadaan matang telur. Saat penyuntikan kodok dibalut dengan kain hapa agar tidak meronta.
        Kodok yang telah disuntik kemudian dilepas dalam akuarium lain dan dipantau setiap jam. Setelah 12 jam, kodok tadi disuntik kembali agar mereka mampu bertelur seluruhnya. Setelah yang betina 2 kali disuntik dan menunjukkan akan bertelur, maka kita mempersiapkan testis dari induk jantan. Sperma dikeluarkan dari testis dengan cara memotongnya dengan jarum kecil yang tajam dan dimasukkan ke cawan petri yang sudah diisi dengan air kolam yang bersih. Setelah air dalam cawan menjadi keruh dan testis sudah kosong, maka cairan testis dibiarkan selama 10 menit dalam suhu ruangan. Jika sperma aktif (dapat kita lihat dibawah mikroskop), maka kodok betina bertelur diurut perutnya agar telurnya keluar. Telur diusahakan jatuh di atas cairan sperma, lalu digoyang-goyangkan dan biarkan selama beberapa menit. Telur yang mengalami pembuahan akan mengalami rotasi.
        Telur kemudian ditetaskan dan airnya diganti setiap hari dengan menjaga suhu pada kisaran 24-27 derajat C dan pH air juga diamati. Pada sistem secara alamiah, digunakan hujan buatan untuk merangsang proses perkawinan kodok, sebagaimana dijelaskan diatas.
    • Pemeliharaan
      Pemeliharaan dilakukan pada setiap tahap pertumbuhan kodok, Pertumbuhan dan kesehatan kodok terrgantung pada makanan dan kecocokan tempat tinggalnya. Kodok diberi makan 1 kali sehari, air di kolam diganti dan dibersihkan seminggu sekali.
      1. Sanitasi dan Tindakan Preventif
        Telur yang sudah dibuahi, dipindahkan pada kolam penetasan. Kolam dibersihkan dari hama dan kotoran sebelum digunakan. Telur harus dipisahkan dari induknya sehingga telur tidak terganggu proses penetasannya dan tidak dimakan oleh induknya. Memindahkan telur jangan sampai pecah sarangnya atau lendirnya. Telur-telur akan menetas setelah 48–72 jam pada suhu air 24–27 derajat C. Bila sudah menetas dipelihara pada kolam yang sama selama 10 hari.
      2. Perawatan Ternak
        Kodok muda yang telah mengalami metamorphose ditempatkan pada kolam permanen. Pemasukan dan pengeluaran air harus diberi penyaring untuk menghindari hama dan mencegah kodok lepas ke peraiaran umum. Padat penebaran 50-100 ekor/m² . Bila kita memelihara jenis kodok banteng yang tidak suka makanan yang tidak bergerak, makanan harus diletakkan dibawah aliran air/pancuran. Setelah berumur 3 bulan, kodok diseleksi berdasarkan kaki belakang, kulit dan ukuran badannya. Jumlah yang di seleksi 20% dari total dan dipindahkan ke kolam calon induk, sedangkan sisanya tetap dipelihara sampai masa panen pada umur 4-5 bulan. Kodok dewasa (matang gonada) untuk bibit unggul, baik jantan maupun betina di suntik dengan kelenjar hiphopisa kodok sebanyak 1 dosis. Penyuntikan dilakukan 1 bulan sekali (bila memakai sistem hiphopisa) dan padat tanam sebanyak 20-25 ekor/m² .
      3. Pemberian Pakan
        Terdapat berbagai macam makanan yang dapat diberikan untuk kodok di kolam pembesaran persil maupun di kolam pembesaran kodok remaja. Makanan percil sampai kodok dewasa berupa cincangan daging bekicot, cincangan daging ikan, ulat, belatung, serangga, mie, bakso dan berbagai benih ikan serta ketam-ketaman kecil dan lainnya. Dapat juga diberikan makanan buatan, dengan meramu makanan buatan kita bisa menyusun sesuai dengan tingkat umur kodok, yang terkadang sulit dilakukan apabila kita memberinya makanan yang langsung didapat dari alam. Dengan demikian maka problem yang sering dialami seperti ukuran makanan lebih besar dari lebar bukaan mulut kodok tidak perlu terjadi lagi.
    7. HAMA DAN PENYAKIT
    1. Penyakit, Hama dan Penyebabnya
      Penyakit kodok umumnya disebabkan oleh serangan jamur dan bakteri. Paha kaki berwarna merah, luka dan kulit melepuh adalah penyakit yang menyerang kodok yang berumur 1-2 bulan, menular dan menyerang sistem saraf, sehingga akan mati dalam beberapa jam.
    2. Pencegahan Serangan Penyakit dan Hama
      Bakteri bisa menyerang kecebong, gejalanya ekor luka dan berwarna putih. Penanggulangannya dengan memisahkan kecebong yang terserang, kolam dibersihkan dengan PK, dosis 0,05 gram/ liter 15 hari sekali, jangan memberikan makanan yang kandungan proteinnya melebihi dosis 10–15% karena perut kodok akan menjadi kembung. Pengobatan dengan antibiotika streptomisin/tetrasiklin, obat luar dengan penggunaan betadine, atau direndam dalam NaCl 0,15 gram/liter air selama 30 menit, diulang sampai 4 kali.
    3. Pemberian Vaksinasi dan Obat
      Pengobatan kaki merah dan bisul pada kodok, dengan memandikan kodok dalam larutan Nifurene 50–100 gram/m² air, atau dengan suntikan teramisin 25 mg/kg, atau streptomycin 20 mg/kg berat kodok. Penyakit dubur keluar diobati dengan cara pisahkan dan istirahatkan 2–3 hari dan tidak diberi makan. Penyakit lainnya adalah dubur keluar (ambaien) pada percil (kodok muda). Untuk mengatasinya, populasi tidak boleh terlalu padat dan kolam harus bersih dan pemberian kadar kalori dalam makanan tidak boleh melebihi dosis 3400 cl/kg makanan.
    8. PANEN
    1. Hasil Utama
      Hasil utama yang dihasilkan adalah dagingnya
    2. Hasil Tambahan
      Sedangkan hasil tambahan yang dapat diperoleh adalah dengan mengolah limbah hasil pemotongan untuk dijadikan silase; dengan penambahan propionat dan asam formiat dengan jalan digiling bersama sama maka makanan untuk ternak ini tahan hingga 2 bulan pada suhu sedang. Hasil sampingan lainnya adalah dengan dijadikan tepung, dimana kandungan mineral dan proteinnya masih cukup tinggi untuk dijadikan bahan tambahan pakan ternak. Kodok yang tidak dijual/afkir dapat diambil hiphofisanya untuk proses pemijahan berikutnya.
    3. Penangkapan
      Sebelum disiangi, biasanya kodok-kodok tersebut ditempatkan pada penampungan. Tempat penampungan kodok bisa berupa kotak kayu atau bak semen yang drainasenya lancar.
    9. PASCAPANEN
    Proses penanganan pasca panen juga sangatlah mudah. Untuk menjaga agar kodok tetap hidup dan segar, maka kita bisa menggunakan karung goni atau tas kain yang dibasahi. Pengangkutan paling aman dilakukan pada pagi hari atau sore hari. Apabila pengangkutan dilakukan untuk jarak jauh maka perlu dibuatkan kotak kayu yang didesain secara khusus, dan kapasitasnya disesuaikan dengan besarnya kotak kayu tersebut.
    10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
    10.1 Analisis Usaha Budidaya
    Gambaran analisis ekonomi usaha budidaya kodok lembu (rana catesbeiana), untuk memperkirakan keuntungan yang akan diperoleh dan untuk menghindari pos-pos yang tidak penting. Adapun usaha pembenihan kodok skala kecil 200 m² dengan anggapan sebagai berikut:
    1. Luas Tanah : 200 m²
    2. Luas Kolam : 125 m²
      • kolam penyimpanan induk: 9 m²
      • kolam induk jantan: 3m²
      • kolam induk betina: 3 m²
      • kolam pemijahan/perkawinan: 9 m²
      • kolam penetasan: 8 m²
      • kolam kecebong: 21 m²
      • kolam percil: 20 m²
      • kolam kodok dewasa: 30 m²
      • saluran air dan lainnya: 22 m²
    3. Jumlah Induk.
      • induk betina: 6 ekor, jantan: 4 ekor
      • induk yang dikawinkan: 3 betina 2 jantanr
      • telur yang dihasilkan sebanyak + 30,000 butir/pemijahan.
    4. Lama pemeliharaan: 5 bulan
    5. Frekuensi pemijahan: 3 kali / setahun
    6. Jenis makanan yang diberikan : cacing, belatung, anak ikan, cincangan bekicot, tepung dengan kadar protein + 35 %.
    Sedangkan perkiraan analisis usaha ekonomi budidaya kodok sebagai berikut:
    1. Modal investasi
      1. pembangunan kolam/kandang 125 m² Rp. 2.500.000,-
      2. alat-alat dan induk Rp. 500.000,-
    2. Modal kerja ( operasional )
      1. Biaya tetap
        • penyusutan bangunan ( 8 % ) Rp. 200.000,-
        • penyusutan peralatan ( 20 %) Rp. 100.000,-
        • bunga modal ( 18 %) Rp. 540.000,-
        • upah ( 1 orang setahun ) Rp. 360.000,-
      2. Biaya variabel
        • pakan kodok 4.500 kg @ Rp. 250,- Rp. 1.125.000,-
        • pakan kecebong 200 kg 2 Rp. 400,- Rp. 80.000,-
        • perbaikan kandang ( 5% ) Rp. 150.000,-
        • sewa tanah Rp. 35.000,-
        • administrasi dan pemasaran Rp. 200.000,-
        • lain-lain Rp. 292.500,-
          Jumlah modal yang dibutuhkan Rp. 6.082.500,-
    3. Penjualan
      1. Produksi percil 45.000 ekor * @ Rp. 100 Rp. 4.500.000,-
      2. Produksi kodok niaga** 2 x 1.500 @ Rp. 300 Rp. 900.000,-
        Jumlah pemasukan Rp. 5.400.000,-
    4. Biaya Operasional
      1. Biaya tetap Rp. 1.200.000,-
      2. Biaya variabel Rp. 1.882.500,-
        Jumlah biaya operasional Rp. 3.082.500,-
    5. Pendapatan bersih sebelum pajak Rp. 2.317.500,-
    6. Pajak 15 % Rp. 347.625,-
    7. Pendapatan bersih Rp. 1.969.875,-
    8. P V = 0,61
    9. Break event point ( B.E.P ) Rp. 1.843.317,90
    10. BC = 1,75
    11. Waktu pengembalian kredit ( PPC ) = 1.5 tahun
    Sumber: Balai Penelitian Perikanan Air Tawar ( Balitkanwar ) Bogor, ( Jl. Sempur No 1. Bogor )
    Keterangan:
    • Produksi percil dihitung hanya yang hidup, sekitar 55% dari 3 kali pemijahan. Mortalitas sekitar 45%.
    • Diantara percil yang hidup, kurang lebih 1.500 ekor dibesarkan menjadi kodok niaga. Selama setahun produksi kodok niaga bisa dipanen 2 kali.
    10.2. Gambaran Peluang Agribisnis
    Kodok merupakan komoditi ekspor nonmigas yang cukup potensial. Sejak tahun 1969 Indonesia telah mengeskpor paha kodok ke berbagai negar. Bahkan Indonesia sebagai negara pengekspor paha kodok terbesar ketiga setelah India dan Bangladesh. Kini semakin langkanya kodok di alam akibat pemburuan besar-besaran sehingga semakin berkurangnya persediaan akan daging kodok. Hal ini menuntut diadakannya budidaya kodok secara intensif untuk menghasilkan daging kodok yang masih menjadi budidaya ekspor yang dapat memberikan keuntungan.
    11. DAFTAR PUSTAKA
    1. Susanto, Heru, Budidaya Kodok Unggul, Penebar Swadaya, jakarta 1998,126 hal
    2. Membudidayakan Katak Hijau di Pekarangan, Sinar Tani, 23 Juni 1993
    3. Budidaya Kodok Lembu, Dinas Perikanan Propinsi DT I Jawa Barat,1990
    4. Pengganggu Kodok Lembu, Tumbuh, Oktober 1992.
    5. Triwibowo,R,drh, Teknik Pemijahan Ternak Kodok, Trubus, 10 oktober 1993.
    6. Budidaya Kodok Unggul, Trubus, Oktober 1989.
    7. Limbah Kodok Alternatif Tepung Ikan, Surabaya Post, 6 Juli 1993.
    8. Tepung Kodok Pakan Ternak Berprotein Tinggi, Agrobis, 8 Nopember 1993
    12. KONTAK HUBUNGAN
    1. Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
    2. Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek, Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.Thamrin No. 8, Jakarta 10340, Indonesia, Tel. +62 21 316 9166~69, Fax. +62 21 310 1952, Situs Web: http://www.ristek.go.id